dc.description.abstract | Mentimun merupakan sayuran buah yang cukup digemari oleh masyarakat Indonesia. Seiring berjalannya waktu produksi mentimun dari tahun ke tahun mengalami fluktuatif. Penurunan produksi mentimun bersamaan dengan kondisi kelangkaan pupuk kimia yang tengah terjadi di Indonesia. Upaya peningkatan produksi mentimun dapat dilakukan dengan pengaplikasian pupuk organik cair (POC), yaitu jamur keberuntungan abadi (Jakaba). POC Jakaba merupakan pupuk yang berwujud seperti jamur yang berbahan dasar organik dan berfungsi untuk menyuburkan tanaman. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) faktorial (4x3) dengan 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari konsentrasi POC Jakaba K1 (0 ml/lt), K2 (20 ml/lt), K3 (40 ml/lt), dan K4 (60 ml/lt), serta frekuensi aplikasi POC Jakaba F1 (7 HST dan 14 HST), F2 (7 HST, 14 HST, dan 21 HST), dan F3 (7 HST, 14 HST, 21 HST, dan 28 HST). Parameter yang diukur adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang produktif, kadar klorofil daun, jumlah buah per tanaman, bobot segar buah, panjang buah, diameter buah, dan kemampuan produksi. Analisis data menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Dunchan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan perlakuan interaksi antara konsentrasi dan frekuensi aplikasi POC Jakaba memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap jumlah buah per tanaman dengan hasil terbaik adalah perlakuan konsentrasi 20 ml/lt dengan frekuensi 4 kali pemberian. Perlakuan konsentrasi POC Jakaba memberikan pengaruh sangat nyata pada tinggi tanaman, jumlah daun, kadar klorofil daun, dan jumlah buah per tanaman, serta berpengaruh nyata pada jumlah cabang produktif, bobot buah, panjang buah, diameter buah, dan kemampuan produksi dengan hasil terbaik adalah perlakuan konsentrasi 20 ml/lt. Perlakuan frekuensi POC Jakaba berpengaruh sangat nyata pada panjang buah dan berpengaruh nyata pada tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah buah per tanaman, bobot buah, panjang buah, diameter buah, dan kemampuan produksi dengan hasil terbaik adalah perlakuan frekuensi 4 kali pemberian. | en_US |