dc.description.abstract | Tanaman kakao membutuhkan curah hujan yang cukup dan merata sepanjang
tahunnya untuk dapat berproduksi dengan baik. Perubahan iklim global (global
climate change) telah banyak mempengaruhi kondisi iklim di Indonesia dan
mengakibatkan sebagian wilayah berada pada kondisi kekeringan. Klon kakao yang
dapat hidup dan beradaptasi pada lingkungan yang kering masih sangat terbatas
sehingga diperlukan usaha untuk mencari klon-klon kakao yang tahan terhadap
kondisi kekeringan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon beberapa bibit kakao
terhadap stress kekeringan, mencari tingkat pemberian air yang paling efisien untuk
pertumbuhan bibit kakao dan mencari media terbaik yang memberikan tingkat water
holding capacity tertinggi yang menunjang pertumbuhan tanaman. Percobaan
dilakukan dengan menggunakan pola faktorial yang terdiri atas 3 faktor yaitu bahan
tanam (K), tingkat kekeringan (L) dan jenis media tanam (M). Bahan tanam terdiri
dari 3 klon yaitu TSH 858 (K1), ICS 60 (K2) dan GC 7 (K3). Tingkat kekeringan
terdiri dari 5 taraf yaitu 100% kapasitas lapang (L0), 80% kapasitas lapang (L1), 60%
kapasitas lapang (L2), 40% kapasitas lapang (L3) dan 20% kapasitas lapang (L4).
Sedangkan jenis media (M) terdiri dari 3 macam yaitu campuran dari tanah, pasir dan
serbuk serabut kelapa, campuran dari tanah, pasir dan pupuk kandang serta campuran
dari tanah, pasir dan arang sekam yang masing-masing campuran mempunyai
perbandingan 2:1:1.
Parameter yang diamati meliputi parameter tajuk dan akar tanaman. Parameter
tersebut antara lain adalah tinggi tanaman (cm), diameter batang (mm), jumlah daun
(helai), ketebalan daun (mm), luas daun (cm2), jumlah cabang akar (buah), panjang
akar utama (cm), berat segar (g), bobot kering tanaman (g), kandungan N total pada
daun (%), jumlah stomata yang membuka (mm2), kandungan air relatif (KAR)(%).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan tanam dari klon ICS 60 mempunyai
respon ketahanan yang paling baik terhadap stress kekeringan. Pemberian air dengan
80% dari kapasitas lapangnya memberikan tingkat efisiensi yang paling baik dimana
tingkat pertumbuhan tanaman masih belum terganggu. Pemberian air 60% dari
kapasitas lapang mulai menimbulkan gangguan pertumbuhan yang serius. Sedangkan
pemberian air 40% dari kapasitas lapang sudah menimbulkan kematian yaitu pada
pengamatan minggu ke-12. Media dari campuran tanah, pasir dan arang sekam
dengan perbandingan 2:1:1 mempunyai kemampuan mengikat air (water holding
capacity) yang paling tinggi sehingga mampu memberikan pertumbuhan bibit kakao
yang paling baik.
Hasil interaksi dua faktor sangat nyata antara bahan tanam (K) dengan jenis
media hanya pada parameter berat kering tajuk. Interaksi sangat nyata antara kadar
lengas tanah (L) dengan jenis media (M) terjadi pada parameter berat segar tajuk.
Interaksi nyata terjadi antara bahan tanam (K) dengan lengas tanah (L) pada
parameter luas daun dan berat kering tajuk. Interaksi antara lengas tanah (L) dengan
jenis media (M) nyata pada parameter luas daun, berat kering tajukdan berat segar
akar. Interaksi tiga faktor tidak nyata pada semua parameter yang diamati. | en_US |