Show simple item record

dc.contributor.authorRohmadi
dc.date.accessioned2013-12-24T07:23:23Z
dc.date.available2013-12-24T07:23:23Z
dc.date.issued2013-12-24
dc.identifier.nimNIM060910302106
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/12551
dc.description.abstractDzikir manaqib merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh individuindividu untuk mencari keberkahan melalui apa yang mereka percaya dapat mengabulkan permohonannya. Secara umum dapat dikatakan dzikir manaqib yaitu untuk menyelesaikan permasalahan kehidupan dan kehidupan setelah mati. Disini jama’ah menggunakan Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani sebagai perantara dan juga mereka agungkan yang kedudukannya setelah Nabi. Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani adalah seorang wali yang dipercaya dapat memberikan perantara keberkahan dari Allah. Kedatangan jama’ah karena adanya faktor yang melatarbelakanginya, misalnya sakit, mencari kesembuhan, meminta rejeki dan lain-lainnya. Dengan adanya fenomena dzikir manaqib, penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu “ Bagaimana rasionalitas yang mendasari pengikut jama’ah manaqib? Seperti apa ritual dzikir manaqib tersebut? ”. Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan mengkaji rasionalitas dzikir manaqib yang dilandasi oleh berbagai latar belakang dan faktor, ketidakpastian, harapan, ketidak berdayaan. Dimana jama’ah tidak memperhitugkan perjalan mereka untuk mengikuti dzikir manaqib, sehingga dijadikan sebagai sebuah tindakan yang dilakukan oleh orang secara terus menerus setelah mendapatkan keberkahan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis tentang rasionalitas yang mendasari anggota jama’ah dzikir manaqib di Pondok Pesantren Al Qodiri Gebang Poreng, berupa alasan serta mendeskripsikan pula bentuk-bentuk praktek atau ritual mereka. Tipe penelitian ini menggunakan metode kualitatif sehingga menghasilkan data-data yang berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penggalian data dengan menggunakan metode penelitian observasi partisipasi, wawancara secara mendalam, studi pustaka dan menggunakan cara-cara lain yang menunjang dalam proses penelitian. Tindakan jama’ah dilatar belakangi oleh persoalan hidup, jama’ah dzikir manaqib rata-rata mempunyai permasalahan dalam kehidupan dan perasaan hina atau banyak dosa Perantara/wasilah. Jama’ah merasa dirinya tidak suci hal ini yang menyebabkan doanya tidak segera di kabulkan dengan memakai perantara Syeikh Abdul Qodir Jailani maka doanya mudah dan segera terkabulkan dan itu sudah dipastikan. Dalam hal ini yang terpenting yakin dan yakin. Adapun rasionalitasnya yaitu: rasionalitas tujuan dan rasionalitas nilai. Pertama, rasionalitas tujuan, kepercayaan bahwa dzikir manaqib adalah alat yang dapat digunakan untuk meyelesaikan permasalah kehidupan jama’ah. Oleh sebab itu tak heran jika jama’ah manaqib berasal dari berbagai daerah. Rasionalitas mengarah pada rasionalitas yang berorientasi pada tujuan. Karena rasionalitas ini meliputi pertimbangan pilihan yang sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan alat yang dipergunakan untuk mencapainya. Kedua, rasionalitas nilai. Tindakan jama’ah merupakan tindakan yang bersumber dari nilai-nilai keagamaan. sifat rasionalitas yang berorientasi nilai yang penting adalah bahwa alat-alat hanya merupakan obyek pertimbangan dan perhitungan yang sadar, tujuan-tujuannya sudah ada dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut atau merupakan nilai akhir baginya. Sedangkan faktor yang mempengaruhi tindakan mengikuti dzikir manaqib yaitu Faktor ajakan teman, saudara, keluarga, merupakan rasionalitas tradisional tindakan hanya karena kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat tanpa menyadari alasannya atau membuat perencanaan terlebih dahulu mengenai tujuan dan cara yang akan digunakan. faktor kepercayaan keistimewaan Syeikh Abdul Qodir dan karomahnya yang dipercaya sebagai waliyullah yang sangat diagungkan dan “seandainya Nabi Muhammad tidak diutus menjadi Nabi dan Rosul maka dialah yang menjadi Nabi penutup”. Kepercayaan keistimewaan Sang Kyai, kedua faktor ini merupakan tindakan sosial yang berorientasi pada nilai. Kedua faktor ini merupakan tindakan yang berorientasi pada nilai dan bersumber dari agama. Karena adanya keyakinan bahwa seorang wali atau kyai mempuyai kedekatan dengan Tuhan. setelah meninggalpun masih bisa memberi keberkahan. Faktor akselerasi harapan terkabul, Faktor pengalaman pribadi. Merupakan tindakan yang berorientasi pada tujuan, tujuannya yaitu kepastian akan terkabulnya doa jika dipanjatkan secara bersama-sama. Alasan itulah yang membawa jama’ah untuk datang di Al-Qodiri. Tujuan jama’ah yaitu: mencari rejeki, mencari kesembuhan, tujuan ini merupakan salah satu ciri dari tindakan sosial, tindakan jama’ah adalah rasionalitas yang berorientasi pada tujuan. Jama’ah menggunakan dzikir manaqib sebagai alat untuk mencapai tujuan. mencari ketenangan dalam kehidupan merupakan tindakan efektif, perasaan senang didapat setelah mengikuti kegiatan dzikir manaqib. Kedatangan jama’ah awalnya untuk penyelesaian masalah akan tetapi mendapatkan rasa ketenangan. Ridho Allah, merupakan rasionalitas yang berorientasi nilai. Jama’ah hanya pasrah atas apa yang diberikan oleh Tuhannya. Jama’ah hanya mengerjakan apa yang benar menurut agama.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries060910302106;
dc.subjectRASIONALITAS ANGGOTA JAMA’AH MANAQIBen_US
dc.titleRASIONALITAS ANGGOTA JAMA’AH MANAQIB (Studi Deskriptif Manaqib Di Pondok Pesantren Al-Qodiri Desa Gebang Poreng Kecamatan Patrang Kabupaten Jember)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record