Show simple item record

dc.contributor.authorNINGTIAS, Meilin Juwita
dc.date.accessioned2025-02-24T02:50:19Z
dc.date.available2025-02-24T02:50:19Z
dc.date.issued2023-07-10
dc.identifier.nim192310101053en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/125498
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 24 Februari 2025_Kurnadien_US
dc.description.abstractBencana memiliki dampak yang besar terutama pada kelompok yang rentan yaitu anak-anak. Hal ini dikarenakan anak dengan nyata melihat, mengalami, dan merasakan dampak yang ditimbulkan karena faktor usia yang masih belum matang secara pertumbuhan dan emosional dari anak. Salah satu hal yang dapat teejadi pada anak pasca bencana yaitu masalah gangguan tidur. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pola tidur buruk menjadi faktor yang berperan dalam perkembangan mental emosional pada anak. Pola tidur dengan kualitas dan durasi yang baik dapat menjaga kesehatan mental emosional pada anak. Gangguan tidur seperti berkurangnya durasi tidur dapat memacu kesulitan emosional sehingga dapat meningkatkan kondisi stress serta kecemasan akibat trauma. Anak dengan gangguan pada tidurnya dapat mempengaruhi pada penilaian akademik yang buruk, kondisi perasaan yang rendah dan akan berlanjut pada problem karakter dan kepribadiannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran gangguan tidur pada anak terdampak pasca bencana erupsi Gunung Semeru di Lumajang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian statistik deskriptif dengan pendekatan cross – sectional dan teknik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling dengan sampel yang diambil berjumlah 108 responden anak usia sekolah. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan Kuesioner Sleep Disturbancde Scale For Childer. Analisa data pada penelitian ini adalah analisis univariat. Hasil penelitian karakteristik responden menunjukkan usia anak sekolah dengan gangguan tidur terbanyak pada usia 11 tahun dengan jumlah (9.3%), jenis kelamin yang mendominasi mengalami gangguan tidur yaitu laki – laki sebanyak (26.9%). Usia orang tua responden rata – rata lebih banyak pada usia dewasa awal sebanyak (40.7%) dan pendidikan orang tua responden mayoritas tingkat SD sejumlah (77.8%). Sebanyak (92.6%) anak di Huntara tidak menggunakan media pra tidur. Hasil SDSC menunjukkan (40.7%) anak terdampak pasca bencana di Huntara mengalami gangguan tidur sebanyak (16.7%) mengalami jenis gangguan tidur transisi tidur bangun, (15.7%) mengalami jenis gangguan tidur kesadaran dan (14.8%) mengalami jenis gangguan tidur memulai dan mempertahankan. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah Gambaran Gangguan Tidur pada Anak Terdampak Pasca Bencana Erupsi Gunung Semeru di Lumajang sebanyak 44 anak dari 108 responden terjadi gangguan pada tidurnya. Pemberian edukasi dan care giver pada anak dan orang tua responden perlu terus diperhatikan serta ditingkatkan, sehingga pada saat anak mengalami gangguan tidur orang tua sudah tidak khawatir dan acuh dikarenakan orang tua sudah paham dan mengerti harus bagaimana dan berkonsultasi pada siapa mengenai hal tersebut, sehingga gangguan tidur pada anak dapat diatasi dengan segera.en_US
dc.description.sponsorshipDPU : Ns. Ira Rahmawati, S.Kep., M.Kep., Sp. An DPA : Ns Peni Perdani Juliningrum, S.Kep., M.Kep.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Keperawatanen_US
dc.subjectGangguan Tidur Anaken_US
dc.subjectGunung Semeru Lumajangen_US
dc.subjectBencana Erupsien_US
dc.titleGambaran Gangguan Tidur pada Anak Terdampak Pasca Bencana Erupsi Gunung Semeru di Lumajangen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiIlmu Keperawatanen_US
dc.identifier.pembimbing1Ns. Ira Rahmawati S.Kep., M.Kep., Sp,Kep.Anen_US
dc.identifier.pembimbing2Ns. Peni Perdani Juliningrum S.Kep., M.Kep.en_US
dc.identifier.validatorvalidasi_repo_ratna_Februari 2025en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record