dc.description.abstract | Fisika merupakan ilmu yang bersifat empiris, artinya setiap hal yang dipelajari
dalam Fisika didasarkan pada hasil pengamatan tentang alam dan gejala-gejalanya
(Sears dan Zemansky,1993:1). Dengan kata lain, fisika merupakan ilmu yang
mempelajari kejadian alam beserta proses gejalanya. Data hasil observasi awal pada
proses pembelajaran IPA (Fisika) di SMP Negeri 2 Bangorejo, Banyuwangi diperoleh
hasil bahwa skor rata-rata masih rendah yaitu diantara kelas VIII-A sampai VIII-E
hanya kelas VIII-A yang menunjukkan skor rata-rata masih rendah yaitu 65.97 dan
hanya 61.11% siswa yang tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa
kelas VIII-A masih di bawah standar, mengingat KKM yang harus ditempuh siswa adalah ≥ 75 (Sumber: keputusan Kepala sekolah SMPN 2 Bangorejo, Banyuwangi berdasarkan rapat dengan MKKS). Selain itu kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII-A juga rendah.
Rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa di kelas ditunjukkan oleh: ketika guru
memberikan kesempatan menjawab pertanyaan tentang contoh gaya pada materi gaya
dan penerapannya, hanya ada 7 siswa yang menjawab dengan sejumlah jawaban jika
ada pertanyaan, ketika guru memberikan tugas, semua siswa mengerjakan namun
hanya 4 siswa yang memberikan gagasan secara luas dan tepat, sedangkan siswa yang lain manjawab tetapi jawabannya salah. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka akan dilakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
(kognitif dan berpikir kreatif siswa). Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian yang sudah ditetapkan yaitu siswa kelas VIII-A SMP Negeri 2 Bangorejo, Banyuwangi dan dilaksanakan pada tanggal 3 April sampai 4 April 2013. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siklus Hopkins. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi, observasi dan
tes. Data yang didapatkan adalah hasil belajar fisika siswa dari verifikasi masalah,
siklus 1 dan siklus 2. Hasil analisis data dan observasi verifikasi masalah hingga siklus 2 menunjukkan bahwa penerapan Model Problem-Based Instruction dengan metode eksperimen telah berhasil meningkatkan hasil belajar (kognitif dan berpikir kreatif siswa) di kelas VIII-A SMP Negeri 2 Bangorejo, Banyuwangi. Peningkatan hasil
belajar terjadi setelah dilakukannya tindakan pada siklus I yaitu sebesar 0,35 dengan
kategori sedang. Kemudian setelah dilakukan siklus II terjadi peningkatan hasil
belajar dari setelah dilakukannya refleksi pada siklus sebelumnya yaitu sebesar 0,47
dengan kategori sedang. Presentase ketuntasan hasil belajar fisika meningkat dari
66,66 % pada siklus 1 menjadi 80,55% pada siklus 2. Pada siklus 1 kelas belum
dikatakan tuntas kemudian pada siklus 2 sudah dapat dikatakan tuntas karena telah
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal di SMP Negeri 2 Bangorejo yaitu jumlah
siswa yang tuntas secara klasikal
≥ 7
5%. Untuk kemampuan berpikir kreatif siswa
juga meningkat dari setiap siklus. Hasil tes kemampuan berpikir kreatif siswa pada
siklus 1 menunjukkan bahwa skor total kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas
VIII A adalah 66.20 dan pada siklus 2 adalah 80.55.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan
terjadi peningkatan hasil belajar (kognitif dan berpikir kreatif siswa) pada siklus 1
dan siklus 2 dan yang berarti penerapan model Problem-Based Instruction dengan
metode eksperimen dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran yang membuat
siswa lebih aktif dan lebih memahami konsep dalam pembelajaran. | en_US |