dc.contributor.author | MARIA ANGELINA BELITI HURINT | |
dc.date.accessioned | 2013-12-24T07:15:12Z | |
dc.date.available | 2013-12-24T07:15:12Z | |
dc.date.issued | 2013-12-24 | |
dc.identifier.nim | NIM060910302037 | |
dc.identifier.uri | http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/12526 | |
dc.description.abstract | Kawah ijen yang merupakan salah satu tempat penghasil belerang di Indonesia
telah membawa penduduk sekitar untuk bekerja sebagai penambang belerang. Hal
menarik dari Gunung Ijen selain keindahan alamnya yang menawan juga adanya
penambang belerang tradisional yang menambang belerang di dasar kawah ijen.
Menjadi menarik karena mereka menambang belerang masih dengan cara tradisional
yaitu dengan cara dipikul dan peralatan yang digunakan juga masih sangat sederhana.
Dalam kehidupan yang modern ini penambang belerang masih bertahan dengan
pekerjaannya sebagai pemikul belerang, dengan medan yang berat, belum lagi asap
belerang yang menyengat, mereka berjuang keras untuk kehidupannya. Dengan
semangat kerja yang tinggi dan didasarkan pada nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat mereka mampu bertahan dengan pekerjaannya.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang etos
kerja penambang belerang tradisional di kawah ijen. Fokus kajian dalam penelitian
ini adalah batasan etos kerja pada sikap-sikap yang mencerminkan etos kerja
penambang belerang. Penelitian ini dilakukan di desa Tamansari, kecamatan Licin,
kabupaten Banyuwangi, dengan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
interpretatif. Metode yang dipakai dalam mengumpulkan data adalah wawancara
secara mendalam. Dengan metode tersebut data diperoleh dari informan yang
kemudian dilakukan analisa. Sumber-sumber pustaka digunakan untuk melihat secara
teoritis dan memberi gambaran sebagaimana adanya. Dari hasil penelitian ini penulis dapat melihat bahwa penambang belerang di
kawah ijen memilih bekerja sebagai penambang belerang karena ada nilai dasar yang
mendasari mereka untuk bekerja yaitu nilai agama dan budaya. Penambang belerang
ini bekerja keras karena ada nilai tanggung jawab yang besar pada keluarganya.
Dengan segala resiko pekerjaan itu mereka tetap bertahan demi kehidupan keluarga
mereka. Dalam pandangan agama mereka bekerja adalah sebuah kewajiban dan
merupakan bagian dari ibadah yang merujuk pada rasa tanggung jawab bagi keluarga
terutama untuk masa depan anak-anak mereka. Dalam budaya mereka ada ikatan
emosi yang kuat dalam keluarga. Sehingga apapun yang mereka kerjakan sematamata
hanya untuk keluarga dan mengutamakan pentingnya kebersamaan dalam
keluarga.
Terdapat perbedaan etos kerja penambang belerang yang dilihat dari curahan
waktu kerja mereka. Penambang belerang yang berangkat bekerja lebih pagi memiliki
semangat yang lebih besar daripada yang berangkat bekerja siang. Penambang yang
berangkat bekerja lebih pagi memiliki tekad yang besar dan tidak pasrah pada
kemampuan yang dimiliki. Sedangkan penambang yang berangkat bekerja lebih siang
kurang ada tekad dan dalam bekerja mereka pasrah pada kekuatan yang dimiliki
(tidak ngoyo). Dengan begitu kepatuhan terhadap etos kerja lebih besar penambang
yang berangkat bekerja lebih pagi dibandingkan dengan penambang yang berangkat
bekerja siang. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.relation.ispartofseries | 060910302037; | |
dc.subject | ETOS KERJA PENAMBANG BELERANG TRADISIONAL | en_US |
dc.title | ETOS KERJA PENAMBANG BELERANG TRADISIONAL DI KAWAH IJEN ( Studi deskriptif di desa Tamansari, kecamatan Licin, kabupaten Banyuwangi ) | en_US |
dc.type | Other | en_US |