dc.description.abstract | Pembelajaran matematika dengan Teori Brunner adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan kehidupan nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk menemukan suatu konsep dengan tahapan-tahapan Brunner, sehingga dapat
memotivasi siswa untuk aktif belajar dan meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun tahapan-tahapan Brunner yaitu meliputi tahap enaktif, tahap ikonik dan tahap simbolik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses dan kendala-kendala yang dijumpai pada saat penerapan model pembelajaran matematika dengan Teori Brunner, aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung serta ketuntasan belajar siswa.
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 10 Jember pada tanggal 4 sampai dengan 12 Juni 2008. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII D. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dan jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan tes.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pembelajaran dengan Teori Brunner dapat memotivasi siswa untuk belajar dan membantu siswa menemukan suatu konsep sendiri terhadap materi yang dipelajari. Adanya tahapan-tahapan pada teori Brunner membuat cara belajar siswa menjadi terstruktur sesuai dengan urutannya sehingga siswa membuat lebih akif dalam pembelajaran. Kendala-kendala yang dialami dalam pembelajaran ini yaitu siswa masih mengalami kesulitan pada tahap enaktif sehingga guru perlu memberikan bimbingan yang lebih pada siswa yang masih kurang mengerti.
Penerapan pembelajaran ini berdampak positif terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan aktivitas siswa
pada setiap pertemuan. Rata-rata persentase aktivitas siswa untuk visual activities, mental activities, listening activities dan oral activities masing-masing sebesar 86,3 %; 91,67 %; 90,35 %; 76,76 %. Dari rata-rata tersebut dapat diketahui bahwa aktivitas yang sering muncul selama pembelajaran berlangsung adalah mental
activities (menyelesaikan permasalahan) dan listening activities (berdiskusi). Dan dari hasil tes siswa diperoleh pesentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal sebesar 94,74 %. | en_US |