Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) Terhadap Kandungan Kadar Air dan Organoleptik pada Telur Pindang
Abstract
Telur puyuh merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki harga terjangkau dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Telur puyuh memiliki kandungan kolesterol dan lemak yang cukup tinggi, yang dapat mempengaruhi kesehatan jika dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama dan jumlah yang banyak. Daun jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu bahan alami yang memiliki potensi sebagai obat. Daun jambu biji (Psidium guajava L.) juga memiliki beberapa aktivitas metabolit sekunder yang menguntungkan serta beberapa aktivitas lainnya seperti antibakteri dan antidiabetes. Tujuan penelitian ini adalah menurunkan kadar air, dan meningkatkan nilai gizi agar lebih sehat untuk dikonsumsi.
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari-Maret 2023 di labolatorium Rekayasa Proses Hasil Pertanian (RPHP), Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember. Metode yang digunakan yaitu Rancangan Acak Langkap (RAL) yang terdiri dari 3 perlakuan yaitu menggunakan ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) sebanyak 0%, 5%, dan 10% dengan 5 ulangan sehingga terdapat 15 unit percobaan. Telur yang digunakan adalah telur puyuh yang diolah menjadi telur pindang dan direndam dengan ekstrak daun jambu biji dan didiamkan dalam jangka waktu tertentu. Parameter yang diamati pada penelitian yaitu kandungan kadar air, dan organoleptik pada telur pindang yang sudah direndam ekstrak daun jambu biji.
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh ekstrak daun jambu biji terhadap kandungan kadar air dan organoleptik pada telur pindang memiliki pengaruh terhadap kandungan kadar air telur puyuh olahan pindang dan memiliki pengaruh pada organoleptik telur puyuh seperti rasa, aroma, warna, dan tekstur. Kadar air paling tinggi ada pada perlakuan P0 yaitu tanpa penambahan ekstrak daun jambu biji sedangkan kadar air paling rendah ada pada perlakuan P2 yaitu penambahan ekstrak daun jambu biji sebanyak 10%. Hasil uji organoleptik pada kategori aroma perlakuan P0 memiliki nilai paling rendah yaitu beraromakan manis sedangkan perlakuan P2 memiliki respon yang paling tinggi yaitu beraroma sedikit daun jambu. Hasil organoleptik pada kategori rasa perlakuan P0 mendapatkan nilai paling sedikit yaitu memiliki rasa manis, sedangkan perlakuan P2 mendapatkan nilai yang paling banyak yaitu sedikit sepat. Hasil uji organoleptik pada kategori warna perlakuan P0 yaitu berwarna kekuningan sedangkan perlakuan P2 memiliki warna kecoklatan. Hasil organoleptik pada kategori tekstur perlakuan P0 memiliki hasil tekstur kenyal sedangkan perlakuan P3 memiliki hasil tekstur padat.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4286]