Show simple item record

dc.contributor.authorSALSABILA, Marsyanda
dc.date.accessioned2025-01-16T06:45:36Z
dc.date.available2025-01-16T06:45:36Z
dc.date.issued2024-07-23
dc.identifier.nim202110101117en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/124914
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 16 Januari 2025_Kurnadien_US
dc.description.abstractHIV dan AIDS merupakan virus yang cukup berbahaya apabila menyerang manusia karena belum terdapat obat untuk menyembuhkan, hanya obat untuk mencegah. Terdapat beberapa kelompok risiko tinggi HIV, salah satunya yaitu Pekerja Seks Perempuan (PSP) disabilitas. Hal ini dikarenakan mereka memiliki daya tawar yang rendah yakni mulai dari Rp25.000-Rp150.000. Daya tawar PSP disabilitas paling rendah berada di area persawahan. Daya tawar mereka yang rendah tersebut mengakibatkan mereka banyak „digunakan‟. Terlebih perilaku pencegahan HIV dan AIDS pada PSP disabilitas terutama dalam negosiasi kondom masih cukup rendah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian dilakukan di lokalisasi dan area persawahan di Kabupaten Jember pada bulan Juni – Juli 2024 dengan jumlah informan utama sebanyak 9 orang. Pemilihan informan dilakukan menggunakan teknik purposive dengan teknik pengambilan data yaitu wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Triangulasi pada penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan memiliki rentang usia mulai dari 30-42 tahun dengan pendidikan terakhir paling tinggi adalah SMP. Hal tersebut dikarenakan orangtua mereka tidak memiliki biaya yang cukup untuk melanjutkan pendidikan lebih tinggi. Selain itu, status kawin mereka yang didominasi bercerai menjadi alasan mereka tetap bekerja demi mendapatkan uang untuk orangtua dan keluarga walaupun harus menjajakan dirinya dengan keterbatasan yang dimiliki karena mereka tidak memiliki suami untuk menggantikan bekerja. Terkait pengetahuan mengenai HIV dan AIDS, sebagian besar informan mengetahui cara penularan, cara pencegahan, dan kelompok risiko tinggi HIV, dan masih belum mengetahui mengenai definisi, perbedaan, dan gejala dari HIV dan AIDS. Dengan mereka mengetahui cara penularan, cara pencegahan, dan kelompok risiko tinggi HIV maka hal tersebut dapat dijadikan pedoman mereka dalam berperilaku untuk mencegah dirinya terkena HIV dan AIDS karena mereka tidak bisa sepenuhnya berhenti untuk bekerja menjadi PSP. Perilaku pencegahan HIV yang telah informan lakukan diantaranya yaitu menggunakan kondom dalam melayani pelanggan meskipun negosiasi penggunaannya belum konsisten, rutin melakukan kunjungan VCT tiap dua bulan sekali baik karena aturan yang ditetapkan oleh lokalisasi ataupun kesadaran diri sendiri demi menjaga kesehatan diri, seluruh informan tidak ada yang menggunakan jarum suntik karena beberapa alasan, mulai dari takut dengan jarum suntik hingga kesadaran diri sendiri, dan mengupayakan personal hygiene. Kesimpulan dari penelitian adalah karakteristik, pengetahuan, dan perilaku pencegahan HIV dan AIDS pada informan saling melengkapi. Dalam hal ini, informan berpendidikan terakhir paling tinggi adalah SMP. Mengenai hal tersebut, maka akan berpengaruh dalam penerimaan informasi dan pengetahuan terutama mengenai kesehatan. Informasi dan pengetahuan yang telah disampaikan oleh petugas kesehatan dan pendamping lapang tidak bisa sepenuhnya mereka pahami dengan baik sehingga masih terdapat pengetahuan tentang HIV dan AIDS yang belum mereka ketahui yakni definisi, perbedaan, dan gejala. Namun, mereka mengetahui cara penularan, cara pencegahan, dan kelompok risiko tinggi HIV. Dengan informan mengetahui hal tersebut, maka dapat menjadi pedoman mereka dalam berperilaku terutama dalam pencegahan HIV dan AIDS yakni dengan penggunaan kondom saat melayani pelanggan, tidak menggunakan jarum suntik dan obat-obatan, rutin melakukan kunjungan VCT, serta menjaga personal hygiene dengan cara mengganti pembalut tiap 3-4 jam sekali, menggunakan sabun kewanitaan untuk membersihkan alat kelamin, menggunakan kondom saat melakukan hubungan seksual, dan segera membersihkan alat kewanitaan setelah selesai berhubungan seksual.en_US
dc.description.sponsorshipPembimbing Utama Dr. Dewi Rokhmah, S.KM., M.Kes. Pembimbing Anggota Taufan Asrisyah Ode, S.KM., M.Kes.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kesehatan Masyarakaten_US
dc.subjectPerilaku Pencegahan HIVen_US
dc.subjectAIDSen_US
dc.subjectPekerja Seks Perempuan (PSP)en_US
dc.titlePerilaku Pencegahan HIV dan AIDS pada Pekerja Seks Perempuan (PSP) dengan Disabilitas di Kabupaten Jemberen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiIlmu Kesehatan Masyarakaten_US
dc.identifier.pembimbing1Dr. Dewi Rokhmah, S.KM., M.Kes.en_US
dc.identifier.pembimbing2Taufan Asrisyah Ode, S.KM., M.Kes.en_US
dc.identifier.validatorKacung- 11 November 2024en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record