Show simple item record

dc.contributor.authorBERLIANA, Deby
dc.date.accessioned2024-11-18T06:42:17Z
dc.date.available2024-11-18T06:42:17Z
dc.date.issued2024-08-02
dc.identifier.nim200210204141en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/124574
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 18 November 2024_Kurnadien_US
dc.description.abstractMatematika dianggap sulit dibandingkan dengan mata pelajaran lain, sehingga berpengaruh terhadap perkembangan akademik peserta didik. Hal tersebut timbul karena matematika yang disampaikan di sekolah terlalu abstrak, umumnya pendidik menyampaikan pembelajaran langsung melalui rumus tanpa penjabaran akar dari rumus tersebut, sehingga peserta didik hanya hafal tanpa memahaminya. Selain itu, pembelajaran perlu dikaitkan dengan kehidupan nyata. Pembelajaran relevan berguna agar peserta didik lebih mudah memahami sehingga dapat berperan aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran matematika yang relevan dapat diambil dari budaya sekitar yaitu melalui etnomatematika. Di Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi terdapat adat tradisi berupa ritual Kumoro. Ritual Kumoro merupakan ritual untuk meminta keberkahan hujan. Ritual ini hampir hilang keberadaannya akibat berkembangnya zaman dan tidak adanya pelaku penerus ritual. Budaya ini akhirnya diabadikan melalui seni tari Kumoro Cindhe yang digunakan sebagai pokok penelitian eksplorasi etnomatematika supaya dapat dimanfaatkan oleh pendidik sebagai perangkat pembelajaran dan juga mengenalkan kepada peserta didik budaya yang pernah ada di daerah sekitar mereka. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berfokus pada tiga unsur tari Kumoro Cindhe yaitu pola lantai, kostum dan properti, dan gerakan tangan pada tari Kumoro Cindhe. Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan maka digunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi dilakukan langsung di Sanggar seni Sayu Wiwit. Lalu dilakukan wawancara terhadap 3 pelaku seni yaitu pembuat tari sekaligus pemilik sanggar tari yaitu Bapak Julaidik, pembuat baju tari Kumoro Cindhe yaitu Ibu Ida, dan penari dari tari Kumoro Cindhe yaitu Alm. Alfianto. Hasil dari Observasi dan wawancara diabadikan melalui dokumentasi baik dalam bentuk gambar, catatan, maupun rekam suara. Data penelitian yang di peroleh lalu direduksi dan disajikan untuk diulas. Hasilnya Tari Kumoro Cindhe memiliki unsur etnomatematika di dalamnya. Etnomatematika dalam tari Kumoro Cindhe mencakup konsep geometri, yaitu bangun datar, garis, sudut, dan titik. Bangun datar antara lain segitiga, segi empat, segi banyak, dan lingkaran yang ada pada pola lantai, kostum, properti dan gerakan tangan tari Kumoro Cindhe Banyuwangi. Etnomatematika yang ditemukan digunakan sebagai Bahan ajar berbasis etnomatematika yang mencakup materi Geometri kelas I sekolah dasar sesuai dengan Capaian Pembelajaran Kurikulum Merdeka tahun 2021.en_US
dc.description.sponsorshipPembimbing Utama Dr. Arika Indah Kristiana, S.Si., M.Pd Pembimbing Anggota Dr. Ridho Alfarisi, S.Pd., M.Si.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuanen_US
dc.subjectEksplorasi Etnomatematikaen_US
dc.subjectBahan Ajar Sekolah Dasaren_US
dc.subjectTari Kumoro Cindhe Banyuwangien_US
dc.titleEksplorasi Etnomatematika pada Tari Kumoro Cindhe Banyuwangi sebagai Bahan Ajar Sekolah Dasaren_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiPendidikan Guru Sekolah Dasaren_US
dc.identifier.pembimbing1Dr.Arika Indah Kristiana S.Si., M.Pden_US
dc.identifier.pembimbing2Dr.Ridho Alfarisi, S.Pd., M.Si.en_US
dc.identifier.validatorKacung- 11 November 2024en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record