Show simple item record

dc.contributor.authorLEANDRO, Nelson
dc.date.accessioned2024-11-04T06:49:42Z
dc.date.available2024-11-04T06:49:42Z
dc.date.issued2024-07-02
dc.identifier.nim201610101141en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/124529
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 4 November 2024_Kurnadien_US
dc.description.abstractBernapas merupakan suatu proses pertukaran gas dengan cara menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida serta uap air. Proses bernapas dapat dilakukan secara normal menggunakan hidung atupun menggunakan mulut dikarenakan adanya hambatan pada jalur pernapasan utama pada sistem pernapasan. Kebiasaan bernapas melalui mulut atau mouthbreathing merupakan kebiasaan buruk dengan prevalensi yang cukup tinggi pada anak sekolah. Dalam jangka waktu yang panjang kebiasaan ini akan menimbulkan kasus maloklusi yang mempengaruhi proses tumbuh kembang rongga mulut terutama pada bentuk lengkung rahang dan tinggi palatum. SDN Candijati 01 Arjasa merupakan salah satu sekolah di Desa Candijati, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember. Desa Candijati terletak di kawasan agroindustri Jember dengan mayoritas masyarakat berprofesi sebagai petani dan sebagian besar memiliki tingkat pendidikan yang masih rendah. Selain itu, Desa Candijati merupakan wilayah dataran tinggi yang menimbulkan dampak pada pola konsumsi yang berbeda dari wilayah dataran rendah. Berdasarkan adanya faktor-faktor tersebut maka akan memperburuk proses pernapasan mulut anak-anak menjadi sebuah kebiasaan buruk. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji gambaran dampak antar kebiasaan bernapas terhadap bentuk lengkung dan tinggi palatum pada anak kelas 1-3 di SDN Candijati 01 Arjasa sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, IPTEK, dan klinisi atau praktisi kesehatan gigi. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional yang dilakukan di SDN Candijati 01 Arjasa Jember pada bulan Januari 2024 – Feburari 2024. Penelitian ini menggunakan siswa kelas 1-3 sebagai responden untuk dilakukannya pemeriksaan kebiasaan bernapas dan model studi siswa kelas 1-3 sebagai alat untuk dilakukannya penelitian dengan cara melakukan pengukuran terhadap model studi yang telah dibuat. Jumlah responden yang didapatkan pada penelitian sebanyak 72 responden. Berdasarkan hasil dari tes kebiasaan bernapas melalui mulut terdapat 22 responden bernapas melalui mulut dan 50 sisanya bernapas secara normal. Kebiasaan bernapas secara normal yang dilakukan 50 responden tersebut tidak berdampak secara signifikan terhadap bentuk lengkung rahang dan tinggi palatum mereka, sedangkan 22 responden dengan kebiasaan bernapas melalui mulut cenderung memiliki bentuk lengkung rahang dengan jenis narrow dan palatum yang tinggi. Namun, terdapat 9 responden dengan kebiasaan bernapas melalui mulut tidak diikuti bentuk lengkung rahang narrow dan palatum yang tinggi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa kebiasaan bernapas yang dilakukan anak-anak kelas 1-3 di SDN Candijati 01 Arjasa memiliki angka sebesar 69,5% bernapas secara normal melalui hidung dan 30,5% bernapas melalui mulut. Selain itu, anak-anak tersebut memiliki bentuk lengkung dengan mayoritas berbentuk flat dengan angka sebesar 26,4% dan memiliki jenis palatum yang mayoritas tergolong dangkal dengan angka 80,55%.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kedokteran Gigien_US
dc.subjectKabupaten Jemberen_US
dc.subjectKebiasaan Bernapas Melalui Muluten_US
dc.subjectSDN Candijati 01 Arjasaen_US
dc.titleGambaran Dampak Kebiasaan Bernapas Terhadap Bentuk Lengkung dan Tinggi Palatum pada Anak Kelas 1-3 SDN Candijati 01 Arjasaen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiPendidikan Dokter Gigien_US
dc.identifier.pembimbing1drg. Berlian Prihatiningrum, M.DSc., Sp.KGA.en_US
dc.identifier.pembimbing2drg. Roedy Budirahardjo, M.Kes., Sp.KGA.en_US
dc.identifier.validatorvalidasi_repo_ratna_Oktober_2024en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record