Pengaruh Ekstrak Umbi Ganyong (Canna Edulis) terhadap Kemampuan Fagositosis pada Mencit yang Terinfeksi Staphylococcus Aureus dan Pemanfaatannya sebagai Book Chapter
Abstract
Tingginya kasus penyakit akibat infeksi salah satunya disebabkan oleh
bakteri patogen Staphylococcus aureus atau S. aureus. Infeksi S. aureus menjadi
salah satu masalah yang serius saat ini karena meningkatnya resistensi bakteri ini
terhadap berbagai jenis antibiotik (Multi Drug Resistance/ MDR) dan rendahnya
sistem imun untuk dapat melawan infeksi bakteri ini. Salah satu alternatif untuk
mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri S. aureus yaitu dengan
meningkatkan sistem imun. Sistem imun sendiri merupakan kumpulan mekanisme
dalam tubuh makhluk hidup yang membantu melindunginya dari infeksi dengan
mengenali dan membunuh substansi patogen penyebab infeksi tersebut. Fungsi
Sistem imun yang terganggu akibat adanya infeksi patogen dapat ditingkatkan dan
dikembalikan fungsinya menjadi lebih baik dengan bantuan zat-zat yang bersifat
sebagai imunomodulator. Imunomodulator merupakan suatu senyawa/ substansi
yang dapat memodulasi serta meningkatkan sistem imun tubuh. Salah satu
tanaman yang berpotensi sebagai imunomodulator adalah umbi ganyong (Canna
edulis). Umbi ganyong memiliki kandungan serat yang tinggi, asam butirat,
polisakarida dan terdapat beberapa senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid,
flavonoid, saponin, steroid, triterpenoid, dan fenolik yang berpotensi digunakan
sebagai imunomodulator.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui pengaruh ekstrak
umbi ganyong (Canna edulis) terhadap kemampuan fagositosis pada mencit yang
terinfeksi Staphylococcus aureus dan untuk mengetahui konsentrasi ekstrak umbi
ganyong (Canna edulis) yang optimal dalam mempengaruhi kemampuan
fagositosis. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilanjutkan
dengan pembuatan book Chapter yang berjudul “Pengaruh Ekstrak Umbi Ganyong (Canna edulis) terhadap Kemampuan Fagositosis pada Mencit yang
Terinfeksi Staphylococcus aureus” sebagai bahan produk dari penelitian ini.
Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dari bulan September 2022 – Februari
2023. Penelitian ini terbagi ke dalam lima kelompok perlakuan diantaranya,
kelompok kontrol normal (K), kelompok kontrol negatif (K-), kelompok P1 yang
diberi ekstrak umbi ganyong dengan dosis 50 mg/kg BB, kelompok P2 yang
diberi ekstrak umbi ganyong dengan dosis 100 mg/kg BB, dan kelompok P3 yang
diberi ekstrak umbi ganyong dengan dosis 200 mg/kg BB. Pemberian ekstrak
dilakukan sebelum hewan coba diinfeksi dengan bakteri S. Aureus.
Kemampuan fagositosis yang diamati meliputi aktivitas dan kapasitas
fagositosis. Aktivitas fagositosis ditetapkan berdasarkan jumlah sel fagosit yang
aktif melakukan proses fagositosis dalam 100 sel fagosit. Kapasitas fagosistosis
ditetapkan berdasarkan jumlah bakteri yang difagositosis oleh 50 sel fagosit aktif.
Data dianalisis dengan uji statistik menggunakan program Statistical Package for
the Social Sciences (SPSS) dengan uji normalitas menggunakan Kolmogorov Sminorv dan homogenitas variansi. Apabila data tersebut berdistribusi normal dan
homogen maka dapat dilanjutkan uji analisis varian satu arah (One Way ANOVA)
untuk mengetahui beda pengaruh antar kelompok perlakuan. Hasil analisis data
membuktikan bahwa perlakuan ekstrak umbi ganyong (Canna edulis) pada mencit
yang terinfeksi Staphylococcus aureus berpengaruh signifikan terhadap
kemampuan fagositosis. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya peningkatan baik
aktivitas fagositosis maupun kapasitas fagositosis pada kelompok perlakuan yang
diberi ekstrak. Konsentrasi ekstrak umbi ganyong (Canna edulis) yang optimal
dalam mempengaruhi kemampuan fagositosis yaitu pada kelompok perlakuan P1
dengan dosis ekstrak 50 mg/kg BB. Hal ini dibuktikan dengan rerata jumlah
aktivitas fagositosis dan rerata jumlah kapasitas fagositosis yang paling tinggi
berturut-turut sebesar 22 ± 0,54% dan 407±10,58 sel.