Gaya Bahasa Retoris dan Kiasan dalam Kumpulan Cerita Filosofi Kopi Karya Dewi Lestari dan Pemanfaatannya Sebagai Alternatif Materi Pembelajaran Menulis Sastra Kelas X di SMA
Abstract
Bahasa tumbuh dan dibutuhkan dalam segala aspek. Bahasa mampu
mentransfer keinginan, gagasan, kehendak dan emosi dari seorang kepada orang
lain. Pada dasarnya, bahasa merupakan alat komunikasi antar sesama manusia
namun juga dapat digunakan sebagai penciptaan karya sastra. Karya sastra adalah
suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya manusia dan
kehidupan. Penggunaan bahasa dalam karya sastra biasa disebut dengan gaya
bahasa. Gaya bahasa yang variatif, imajinatif, menarik dan mudah dipahami akan
berpengaruh kepada penilaian seseorang terhadap hasil karya sastra tersebut. Gaya
bahasa retoris merupakan gaya bahasa yang semata-mata merupakan penyimpangan dari
konstruksi biasa untuk mencapai efek tertentu (Keraf, 2006:129). Gaya bahasa retoris
memiliki fungsi antara lain menjelaskan, memperkuat, menghidupkan objek mati,
menimbulkan gelak tawa atau untuk hiasan. Gaya bahasa kiasan adalah gaya bahasa yang
dibentuk berdasarkan perbandingan atau persamaan. Membandingkan sesuatu dengan
sesuatu hal lain, bertujuan untuk mencoba menemukan ciri-ciri yang menunjukkan
kesamaan antara kedua hal tersebut (Keraf, 2004:136). Gaya bahasa kiasan terdiri dari
persamaan atau smile, metafora, alegori, parabel, fabel, personifikasi, alusi, eponim,
epitet, sinekdoke, metonimia, antonomasia, hipalase, ironi, sinisme, sarkasme, satire,
inuendo, antifrasis, pun atau paronamasia. Berdasarkan uraian tersebut, rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu: (1) Bagaimanakah gaya bahasa retoris dalam
kumpulan cerita Filosofi Kopi karya Dewi Lestari, (2) Bagaimanakah gaya bahasa
kiasan dalam kumpulan cerita Filosofi Kopi karya Dewi Lestari, (3)
Bagaimanakah pemanfaatan gaya bahasa retoris dan kiasan dalam kumpulan cerita
Filosofi Kopi karya Dewi Lestari sebagai alternatif materi pembelajaran menulis
sastra mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X di SMA.Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif dengan rancangan
penelitian kualitatif. Fokus penelitian yang dikaji yaitu gaya bahasa retoris dan
kiasan dalam kumpulan cerita Filosofi Kopi karya Dewi Lestari. Data dalam
penelitian ini berupa kutipan kalimat yang diindikasi meupakan wujud gaya
bahasa retoris dan kiasan. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan
metode kualitatif. Metode kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian secara holistik
dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya bahasa retoris merupakan gaya
bahasa yang semata-mata merupakan penyimpangan dari kontruksi biasa untuk
mencapai efek tertentu. Gaya bahasa retoris yang terdapat di dalam cerita filosofi
kopi yaitu asonansi, asidenton, polisidenton, ellipsis, eufemismus, litotes,
tautologi, perifrasis, pertanyaan retoris dan hiperbola. Gaya bahasa kiasan adalah
gaya bahasa perbandingan atau persamaan. Membandingkan sesuatu dengan hal
lain, mencoba menemukan ciri-ciri yang menunjukkan kesamaan antara kedua hal
tersebut. Gaya bahasa kiasan yang terdapat dalam cerita filosofi kopi yaitu simile
atau persamaan, metafora, personifikasi dan eponim. Penggunaan gaya bahasa
yang bervariatif dalam sebuah karya sastra terutama yang mudah dipahami, akan
membuat karya sastra tersebut diterima di masyarakat. Pemanfaatan dari hasil
penelitian juga dapat dijadikan indikator pencapaian kompetensi yang relevan
yaitu pada kompetensi dasar 3.17 menganalisis unsur pembangunan puisi, diksi,
imaji kata konkret, gaya bahasa, rima atau irama, tipografi, tema atau makna
(sense), rasa (feeling), nada (tone), dan amanat atau tujuan (itention).
Adapun saran dari penelitian ini, yaitu (1) bagi mahasiswa PBSI,
penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam mengkaji gaya
bahasa retoris dan kiasan; (2) bagi guru penelitian ini dapat dijadikan salah satu
alternatif pembelajaran menulis sastar dalam cerita pendek di SMA kelas X sesuai
dengan KD 3.7; dan (3) bagi peneliti bahasa selanjutnya dapat dilakukan
penelitian lebih lanjut mengenai gaya bahasa retoris dan kiasan.