Keterlibatan Legiun Mangkunegaran dalam Perang Diponegoro Tahun 1825-1830
Abstract
Keterlibatan Legiun Mangkunegaran dalam Perang Diponegoro berawal 
dari kedekatan hubungan antara penguasa Mangkunegaran dengan Belanda. 
Mangkunegara II menunjukkan keterampilan dalam memainkan peran kerajaan 
demi menghadapi kekuasaan kolonial Hindia Belanda serta kekuasaan Kasultanan 
Yogyakarta dan Kasunananan Surakarta. Mangkunegaran memiliki sumpah setia 
kepada Sunan dan pemerintah Kolonial. Atas pengabdian tersebut Mangkunegaran 
beberapa kali ketika di bawah kekuasaan Mangkunegara II berhasil memperoleh 
perluasan wilayah antara lain di Keduwang, Sembuyan, Mataram, Sukawati timur, 
Sukawati barat, dan daerah di lereng Gunung Merapi bagian timur. Kedekatan 
Mangkunegaran dengan pemerintah Kolonial semakin erat ketika Daendels 
berkuasa tahun 1808, memerintahkan Mangkunegara II untuk membentuk prajurit 
elit yang bernama Legiun Mangkunegaran. Legiun Mangkunegaran banyak 
membantu pemerintah kolonial dalam peperangan, misal mempertahankan Pulau 
Jawa dari serangan Inggris, Perang Diponegoro, dan Perang Aceh. 
 Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, (1) Apa yang 
melatarbelakangi Legiun Mangkunegaran ikut terlibat dalam memerangi Pangeran 
Diponegoro pada tahun 1825-1830?; (2) Bagaimana wujud keterlibatan Legiun 
Mangkunegaran dalam Perang Diponegoro tahun 1825-1830? Tujuan dari 
penelitian ini adalah (1) untuk mengkaji secara mendalam latar belakang Legiun 
Mangkunegaran turut andil dalam memerangi Pangeran Diponegoro tahun 1825-
1830; (2) Untuk mengkaji secara mendalam wujud keterlibatan Legiun 
Mangkunegaran dalam Perang Diponegoro tahun 1825-1830. Manfaat dari 
penelitian ini adalah sebagai latihan dalam penelitian dan penulisan karya tulis 
ilmiah, latihan berpikir dan memecahkan masalah secara kritis dan logis, serta 
memperdalam pengetahuan tentang keterlibatan Legiun Mangkunegaran dalam Perang Diponegoro tahun 1825-1830. Metode penelitian yang digunakan yaitu 
metode historis dengan langkah-langkah (1) heuristik, (2) Kritik, (3) Interpretasi, 
dan (4) Historiografi. 
Hasil penelitian adalah awal dari dekatnya hubungan Mangkunegaran 
dengan Belanda ketika ditandatangani Perjanjian Jaminan (Acta van Verzekering)
pada tanggal 8 Agustus 1792 yang di dalamnya memuat pemberian tunjangan 
tahunan sebanyak 4.000 ringgit dan juga mengikat Sri Mangkunegara I dan 
keturunannya untuk tunduk pada Belanda, atas perjanjian ini Legiun 
Mangkunegaran banyak terlibat dalam peperangan membantu Belanda. Sepanjang 
jalannya Perang Diponegoro, Legiun Mangkunegaran turut andil dalam 
pertempuran Selarong, Gesian, Kembang Arum, Pleret, hingga pertempuran di 
Desa Geger yang dalam perang ini yang berhasil membunuh panglima pasukan 
Diponegoro yaitu Djojo Menggolo. 
 Kesimpulan dalam penelitian ini adalah (1) latar belakang keterlibatan 
Legiun Mangkunegaran dalam Perang Diponegoro karena Mangkunegaran telah 
berjanji untuk sumpah setia kepada pemerintah Kolonial Belanda sehingga ketika 
dibutuhkan bantuan harus siap sedia. Hal itu dilakukan oleh penguasa 
Mangkunegaran demi menjaga eksistensi Praja Mangkunegaran dan meningkatkan 
status Mangkunegaran agar dipandang setara dengan Kasultanan dan Kasunanan. 
(2) Bentuk keterlibatan Legiun Mangkunegaran ditunjukkan dengan di awal perang 
terlibat dalam pertempuran di Selarong, Gesian, Kembang Arum dan Pleret. 
Sementara di akhir peperangan bertugas menjaga di Pegunungan Selatan hingga 
menumpaskan para pasukan Diponegoro dalam pertempuran di Desa Geger yang 
merupakan pertempuran akhir dalam Perang Diponegoro.
