Kemampuan Penalaran Siswa Sekolah Menengah Pertama dalam Menyelesaikan Soal Open-Ended Ditinjau Berdasarkan Pengelolaan Kelas
Abstract
Pengelolaan kelas merupakan hal yang perlu dilakukan. Pengelolaan kelas
yang baik dapat membantu siswa untuk berkembang secara optimal. Salah satu
jenis pengelolaan kelas yaitu pengelolaan kelas berdasarkan jenis kelamin atau
disebut dengan pengelolaan kelas homogen dan kelas heterogen. Pada matematika
kemampuan penalaran adalah salah satu kemampuan yang perlu dimiliki siswa,
dengan penalaran siswa akan terbantu dalam menyelesaikan masalah. Penalaran
merupakan kemampuan seseorang untuk mengambil kesimpulan berdasarkan fakta
yang telah ditemukan. Terdapat soal yang memiliki banyak cara atau banyak
jawaban yaitu open-ended. Soal open-ended merupakan soal yang berisikan
permasalahan. Soal open-ended siswa akan melibatkan kemampuan penalaran
untuk menyelesaikannya. SPLDV adalah salah satu materi yang diajarkan pada
kelas VIII, seringkali SPLDV dikaitkan dengan permasalahan sehari-hari. Materi
SPLDV cocok dengan soal open-ended.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan penalaran
siswa dalam menyelesaikan soal open-ended pada materi SPLDV ditinjau
berdasarkan pengelolaan kelas. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIIID
SMP Al Irsyad Al Islamiyyah, kelas VIIIB SMP Al Irsyad Al Islamiyyah, dan kelas
VIIIH SMP Negeri 2 Rogojampi. Instrumen pada penelitian ini terdiri atas
instrumen utama adalah peneliti dan instrumen bantu penelitian adalah lembar tes
kemampuan penalaran dengan soal open-ended materi SPLDV dan pedoman
wawancara. Instrumen tes dan pedoman wawancara divalidasi oleh dua validator,
yakni dua Dosen Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember. Jumlah subjek
sebanyak empat, diantaranya satu siswa perempuan dan satu siswa laki-laki dari SMP Al Irsyad Al Islamiyyah dengan pengelolaan kelas homogen serta satu siswa
perempuan dan satu siswa laki-laki dari SMP Negeri 2 Rogojampi dengan
pengelolaan kelas heterogen yang dipilih berdasarkan kemampuan penalaran tinggi.
Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan soal tes, kemudian
kegiatan wawancara digunakan untuk menggali data lebih mendalam. Selanjutnya,
mengananalisis kemampuan penalaran siswa berdasarkan hasil tes dan wawancara.
Tahap terakhir yaitu menyimpulkan hasil analsis. Pengecekan keabsahan data
terhadap hasil penelitian dilakukan dengan peningkatan ketekunan, seperti
memeriksa kembali hasil tes tulis, membandingkan data pada kutipan wawancara
dengan hasil reduksi data.
Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan siswa perempuan di kelas
homogen dan kelas heterogen dapat menyajikan pernyataan, mengajukan dugaan,
melakukan manipulasi, menyusun bukti, dan menarik kesimpulan. Siswa laki-laki
di kelas homogen tidak menarik kesimpulan dan siswa laki-laki heterogen tidak
dapat menyajikan pernyataan matematika secara tulis, lisan, gambar dan diagram.
Siswa perempuan di kelas homogen memiliki skor yang baik dibandingkan siswa
perempuan dan siswa laki-laki pada kelas heterogen, sedangkan siswa laki-laki
kelas homogen memiliki skor yang lebih rendah dibandingkan siswa yang lainnya.
Adapaun skor siswa perempuan heterogen lebih baik dibandingkan dengan skor
siswa laki-laki kelas heterogen.