dc.description.abstract | Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang signifikan
terhadap kematian dini dan prevalensinya meningkat secara global, termasuk
Indonesia yang naik dari 25% (2013) menjadi 34,1% (2018). Provinsi Jawa Timur
memiliki cakupan angka kasus sebesar 36,32% yang berada di atas angka nasional
pada 2018, dengan Kabupaten Jember mencatat jumlah penderita paling tinggi di
Provinsi Jawa Timur. Usia produktif menjadi kelompok usia yang rentan terhadap
penyakit hipertensi. Sedentary dan tingkat stres menjadi salah satu kontributor
paling besar dalam peningkatan hipertensi usia produktif dibandingkan modifiable
factors lainnya. Sedentary yang berkepanjangan dapat meningkatkan resistensi
insulin, frekuensi denyut jantung lebih tinggi dan menghambat regulasi
metabolisme yang berkontribusi pada risiko hipertensi dan komplikasi PTM
lainnya. Selain faktor risiko sedentary, stres juga memiliki hubungan yang
signifikan dengan kejadian hipertensi usia produktif, dimana stres berdampak
terhadap peningkatan adrenaline yang menstimulasi vasokontriksi pembuluh darah
arteri dan memicu peningkatan denyut jantung, hipertensi, serta penyakit
kardiovaskular dan metabolik. Penyakit hipertensi tanpa adanya upaya
pengendalian faktor risiko dapat berlanjut dengan timbulnya komplikasi, kerusakan
multiorgan hingga kematian. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa, tenaga
pendidik dan kependidikan di tingkat universitas lebih cendrung melakukan
sedentary dan mengalami stres secara signifikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan sedentary lifestyle dan tingkat stres dengan kejadian
hipertensi usia produktif pada tenaga pendidik dan kependidikan Universitas
Jember.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional analitik dengan desain
penelitian cross-sectional. Penelitian dilakukan di Universitas Jember, Kabupaten Jember dari bulan April-Mei 2024. Teknik sampling yang digunakan adalah
proporsionate random sampling dengan jumlah total sampel tenaga pendidik dan
kependidikan sebanyak 110 sampel. Penelitian ini mendapatkan jumlah sampel
penelitian sebanyak 106 responden. Variabel penelitian ini yaitu karakteristik
responden (usia, jenis kelamin, riwayat keturunan hipertensi, BMI (Body Mass
Index), merokok, tingkat pendidikan, dan pendapatan), tingkat stres dan sedentary
lifestyle sebagai variabel independen dengan variabel dependen adalah hipertensi.
Penelitian ini menggunakan data primer yang didapatkan dari hasil observasi,
pengukuran dan wawancara secara langsung dan data sekunder diperoleh meliputi
data seluruh tenaga pendidik dan kependidikan di Universitas Jember. Data
penelitian dianalisis menggunakan uji regresi logistik biner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tenaga pendidik dan
kependidikan Universitas Jember berjenis kelamin laki-laki dan berada pada
kelompok umur 40-59 tahun. Sebesar 36,8% (39 orang) memiliki riwayat keturunan
hipertensi, 20,8% (22 orang) berstatus merokok. Sebesar 45,3% (48 orang)
responden berada dalam kategori gemuk. Sebanyak 11 orang (10,4%) memiliki
tingkat pendidikan menengah dan 18 orang (17%) berpendapatan di bawah UMK
Jember. Prevalensi hipertensi pada tenaga pendidik dan kependidikan Universitas
Jember sebesar 44,3%. Tenaga pendidik dan kependidikan Universitas Jember yang
melakukan sedentary lifestyle berjumlah 46 orang (43,4%) dengan jumlah tenaga
kerja yang mengalami stres yang berada pada tingkat sedang sebanyak 33 orang
(31,1%). Hasil analisis bivariat menggunakan uji regresi logistik biner
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel usia dengan
kategori 40-59 tahun (p < 0.023, PR = 3,246, 95% Cl = 1,17-8,96), riwayat
keturunan (p < 0.001, PR = 5,287, 95% Cl = 2,24-12,47), BMI “gemuk” (p < 0.016,
PR= 2,801, 95% Cl = 4,16-25,2), status merokok (p < 0.045, PR = 2,705, 95% Cl
= 1,02-7,15), sedentary lifestyle (p < 0.001, PR = 10,244, 95% Cl = 4,16-25,2) dan
tingkat stres “sedang” (p < 0.007, PR = 3,290, 95% Cl = 1,39-7,77) dengan kejadian
hipertensi usia produktif pada tenaga pendidik dan kependidikan Universitas
Jember. Variabel yang paling berpengaruh dan memiliki risiko paling tinggi dalam
kejadian hipertensi adalah sedentary lifestyle sebesar 17,986 kali terhadap kejadian
hipertensi setelah dikontrol dengan variabel usia, jenis kelamin, riwayat keturunan,
BMI, status merokok dan tingkat stres.
Beberapa saran yang dapat dilakukan yaitu pengadaan akses fasilitas
olahraga seperti sepeda tiap fakultas dan track lari, serta mengadakan kegiatan
olahraga rutin seperti senam dan jalan bersama, promosi makanan sehat di kantin
tiap fakultas di kampus dan penekanan komitmen Kawasan Bebas Rokok (KBR) di
tiap fakultas. Bagi tenaga pendidik, pentingnya aktivitas fisik teratur dan pola
makan seimbang harus ditekankan, sambil melakukan pemeriksaan tekanan darah
secara rutin. Kesadaran akan bahaya merokok perlu ditingkatkan dengan
menyediakan layanan berhenti merokok yang efektif. | en_US |