Asuhan Keperawatan pada Tn.S yang Mengalami Post OP Transurethral Resection Prostatectomy (TURP) BPH dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut di Ruang Asparaga RSUD dr.Haryoto Lumajang Tahun 2023
Abstract
Benigna prostat hiperplasia banyak menimbulkan masalah, dan bila tidak segerah ditangani akan menimbulkan banyak komplikasi seperti retensi urine, infeksi saluran kemih, batu kandug kemih dan kerusakan kandung kemih. Sehingga hal ini membutuhkan penanganan yang harus dilakukan dengan cepat. Tidankan yang dapat dilakukan untuk penanganan pasien benigna prostat hyperplasia yaitu dengan melakukan pembedahan. Prosedur tersebut menimbulkan luka beda yang berakibat menimbulkan nyeri pada luka post operasi akibat kerusakan inflamasi pada nervus akan memicu rasa nyeri. Nyeri terjadi akibat adanya kerusakan jaringan atau saraf yang mengeluarkan berbagai mediator seperti prostaglandin, bradikinin, histamin dan lain – lain. Mediator kimiawi inilah yang menyebabkan rasa tidak nyaman juga disebut dengan mediator nyeri. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengeksplorasi asuhan keperawatan pasien post op TURP pada Tn. S dengan masalah keperawatan nyeri akut di ruang Asparaga RSUD dr. Haryoto Lumajang tahun 2023.
Metode penulisan yang digunakan oleh penulis adalah Laporan Kasus. Partisipan yang dipilih sesuai dengan kriteria dan batasan istilah yaitu pasien di Ruang Asparaga RSUD dr. Haryoto Lumajang yang didiagnosis BPH dalam rekam medis pasien dengan masalah keperawatan nyeri akut dan memenuhi kriteria minimal 80 - 100% tanda mayor dan bersedia menjadi partisipan. Pengambilan data di Ruang Asparaga RSUD dr. Haryoto Lumajang dalam rentang waktu 11 Mei 13 Mei 2023. Teknik pengumpulan data melalui wawancara observasi, studi dokumentasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang. Rencana keperawatan Digital Repository Universitas Jember x yang mengacu pada Standar Intervensi Keperawatan (SIKI) yaitu intervensi manejemen nyeri.
Hasil pengkajian yang telah dilakukan pada Tn. S terdapat 83% tanda dan gejala manyor masalah keperawatan nyeri akut yaitu mengeluh nyeri skala 4, sulit tidur, gelisah, sikap protektif, meringis. Intervensi yang dilakukan adalah manajemen nyeri dan pemerian obat anti nyeri. Luaran yang digunakan adalah tingkat nyeri dengan status tujuan menurun dengan 5 indikator. Implementasi yang dilakukan ada 9 observasi, 4 terapeutik, 5 edukasi, dan 1 kolaborasi dan dari 19 intervensi yang dilakukan terdapat 10 yang dilakukan dimana 9 tidak dilakukan karena tindakan yang dilkukan disesuaikan dengan kondisi pasien pada saat dilakukan pengkajian. Hasil evaluasi pada Tn. S menujukan kriteria hasil tercapai setelah dilakukan implementasi keperawatan selama 3 hari dirumah sakit.
Berdasarkan hasil tersebut didapatkan intervensi manajemen nyeri, dengan teknik relaksasi genggam jari serta kolaborasi obat injeksi antrain dapat mengurangi rasa nyeri dalam mengatasi masalah keperawatan nyeri akut. Dalam penelitihan ini diperlukan sampling yang lebih banyak agar mendapat perbandingan dan hasil yang lebih baik. Saran penelitihan selanjutnya untuk menilai efektivtas relaksasi genggam lima jari terhadap pasien POS Op.