• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Pharmacy
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Pharmacy
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Analisis Efektivitas Biaya Terapi Antibiotik pada Pasien Multi-Drug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) Di Rumah Sakit Paru Jember

    Thumbnail
    View/Open
    Shofiah Miftah Abidah_192210101131.pdf (1.266Mb)
    Date
    2023-10-04
    Author
    ABIDAH, Shofiah Miftah
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit yang sampai saat ini masih menjadi tantangan global dan menjadi target dunia dalam upaya pengendaliannya. Penyakit TB disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat ditularkan secara langsung melalui udara (contohnya batuk). Ketidakpatuhan pasien TB dalam minum obat menjadi faktor penyebab semakin tingginya kasus TB serta pengobatan menjadi tidak adekuat dan menyebabkan terjadinya resistensi obat anti-tuberkulosis (OAT) yang salah satunya adalah Multi-drug Resistant Tuberculosis (MDR-TB). MDR-TB merupakan penyakit TB yang terjadi karena adanya resistensi minimal terhadap dua obat anti TB yang menjadi lini pertama pada terapi TB terutama yaitu rifampisin dan isoniazid secara bersamaan dengan atau tanpa resisten terhadap obat lini pertama lainnya. Terapi pengobatan untuk MDR-TB yang direkomendasikan oleh WHO yaitu regimen Short-term Regimen (STR) all-oral yang mengandung bedaquiline dengan durasi pengobatan selama 9-12 bulan, dan regimen Long-term Regimen (LTR) dengan durasi pengobatan selama 18-20 bulan. Lamanya durasi pengobatan yang dibutuhkan dan pemilihan pengobatan yang aman serta efektif, membutuhkan terapi yang lebih kompleks, dan mahalnya biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan pasien MDR-TB, maka perlu dilakukan analisis efektivitas biaya untuk melihat terapi antibiotik yang memiliki nilai cost-effective yang tinggi pada pasien MDR-TB, utamanya di Rumah Sakit Paru Jember. Penelitian ini adalah studi farmakoekonomi dengan melihat biaya dan efektivitas terapi antibiotik pada pasien MDR-TB. Jenis penelitian yang digunakan yaitu dengan metode cross sectional dengan pengumpulan data secara retrospektif. Data yang digunakan yaitu biaya dan efektivitas terapi antibiotik pada pasien MDRTB di Rumah Sakit Paru Jember yang diambil selama 3 tahun terakhir yaitu 2020- 2022. Data pada penelitian ini diambil dari website SITB di bagian poli MDR-TB dan di bagian instalasi farmasi Rumah Sakit Paru Jember. Untuk teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Pasien MDR-TB periode 2020-2022 yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 122 pasien. Analisis efektivitas biaya yang dibandingkan adalah rata-rata total biaya terapi antibiotik dengan efektivitas terapi yang dilihat berdasarkan outcome tingkat kesembuhan pasien MDR-TB. Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat data yang telah terkumpul ke dalam Lembar Pengumpul Data (LPD) dan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perhitungan Average Cost Effectiveness Ratio (ACER ) dan Incremental Cost Effectiveness Ratio (ICER) untuk melihat terapi antibiotik mana yang cost-effective. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa profil pasien MDR-TB di Rumah Sakit Paru Jember periode 2020-2022 mayoritas terjadi pada pasien kelompok usia 45-54 tahun (23,77%), jenis kelamin laki-laki (59,92%), dan pasien dengan komorbid DM (13,93%). Terapi antibiotik yang banyak digunakan atau diberikan pada pasien MDR-TB adalah terapi antibiotik dengan regimen STR (72,13%) dengan durasi pengobatan 9-12 bulan. Terapi antibiotik dengan rata-rata total biaya yang rendah adalah terapi antibiotik dengan regimen STR sebesar Rp 8.323.479/tingkat kesembuhan. Parameter efektivitas dengan outcome sembuh terbanyak terdapat pada pasien yang mendapatkan regimen STR dengan persentase sembuh sebanyak 50,00%. Analisis efektivitas biaya pada dua regimen dengan nilai ACER terendah diperoleh dari regimen STR sebesar Rp 16.646.959/tingkat kesembuhan yang dikeluarkan untuk meningkatkan 100% tingkat kesembuhan, sehingga regimen STR merupakan regimen yang lebih cost-effective. Nilai ICER regimen STR terhadap regimen LTR sebesar -Rp 40.963.800/tingkat kesembuhan yang artinya untuk meningkatkan 100% tingkat kesembuhan dibutuhkan biaya sebesar -Rp 40.963.800. Berdasarkan interpretasi kuadran, regimen STR lebih costeffective dibandingkan dengan regimen LTR, karena regimen STR berada di kuadran II (dominan) sehingga menjadi pilihan utama.
    URI
    https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/123540
    Collections
    • UT-Faculty of Pharmacy [1532]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository