Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi pada Tn. S Dengan Masalah Keperawatan Ketidakpatuhan Pola Makan di Wilayah Kerja Puskemas Rogotrunan Lumajang Tahun 2023
Abstract
Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi Pada Tn. S Dengan Masalah Keperawatan Ketidakpatuhan Pola Makan Di Wilayah Kerja Puskesmas Rogotrunan Lumajang Tahun 2023; Amelia Rohmawati.202303101097; 87 halaman; Program Studi D3 Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Jember
Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah sistolik mencapai atau melebihi 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik mencapai atau melebihi 90 mmHg. Gejala yang sering dikeluhkan pada seseorang dengan penyakit hipertensi adalah rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk, nyeri kepala namun terkadang disertai mual muntah akibat peningkatan tekanan darah intracranial, penglihatan kabur karena karusakan retina, dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler. Masalah terbesar dalam menghadapi penderita hipertensi adalah kepatuhan klien dalam menjalankan pengobatannya. Apabila dukungan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit tidak dilaksanakan dengan baik maka dapat menyebabkan terjadinya masalah ketidakpatuhan. Tujuan penulisan laporan tugas akhir ini adalah Untuk Mengeksplorasi Asuhan Keperawatan Keluarga Hipertensi Pada Tn. S Dengan Masalah Keperawatan Ketidakpatuhan Pola Makan.
Metode yang digunakan dalam penulisan laporan tugas akhir ini adalah laporan kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, studi dokumentasi terhadap satu keluarga yang sesuai dengan criteria partisipan. Hasil pengkajian menunjukkan pasien tidak mampu mengikuti anjuran perawatan yang dianjurkan, pasien menolak menghindari makanan yang asin, pasien masih makan makanan yang tinggi natrium, didapatkan tekanan darah 140/100 mmHg. Intervensi dan implementasi yang dilakukan kepada keluarga adalah edukasi kesehatan (identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi, sediakan materi dan media pendidikan kesehatan, jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan, jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan) dan pelibatan keluarga (identifikasi kesiapan keluarga untuk terlibat dalam perawatan, diskusikan cara perawatan dirumah, motivasi keluarga mengembangkan aspek positif rencana perawatan, anjurkan keluarga terlibat dalam perawatan).
Hasil yang didapatkan setelah dilaksanakan implementasi keperawatan pada klien Tn. S adalah tujuan tercapai sebagian. Dari enam kriteria evaluasi yang ditetapkan, masih ada satu kriteria yang belum tercapai yaitu tanda atau gejala penyakit hipertensi yaitu tekanan darah masih tinggi 140/100mmHg Hal ini dikarenakan kurang lama dalam pelibatan keluarga atau dukungan keluarga, dimana penulis hanya melakukan 2 kali dari 6 yang dianjurkan dalam teori.
Dari hasil di atas bagi penulis selanjutnya dengan judul yang sama diharapkan melakukan pelibatan keluarga atau dukungan keluarga minimal 6 kali. Bagi perawat Puskesmas, pelibatan keluarga atau dukungan keluarga ini dapat dijadikan sebagai intervensi tambahan untuk mengatasi ketidakpatuhan pola makan pada pasien hipertensi. Bagi pasien dan keluarga diharapkan dilakukan secara mandiri tertutama memberikan dukungan dengan memahami pentingnya menjalani pola makan yang sehat. Dapat membantu dengan memastikan bahwa persediaan makanan di rumah mereka sehat, terutama dengan mengurangi makanan yang tinggi kandungan garam dan mengurangi konsumsi telur asin.