dc.description.abstract | Sectio Caesarea (SC) atau operasi merupakan proses pengeluaran janin atau bayi yang biasanya melewati dinding perut yaitu dilakukan pembedahan pada laparatomi dan histerotomi. Tindakan operasi sectio caesarea (SC) ini akan menimbulkan rasa nyeri yang diakibatkan oleh adanya sayatan jaringan yang mengakibatkan jaringan terputus, tidakan tersebut akan memunculkan masalah keperawatan nyeri akut. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengekplorasi Asuhan Keperawatan post sectio caesarea (SC) dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut di Ruang Teratai RSUD dr.Haryoto Lumajang Tahun 2023.
Metode yang digunakan adalah laporan kasus pada partisipan pasien post sectio caesarea (SC) dengan masalah keperawatan nyeri akut di Ruang Teratai RSUD dr.Haryoto Lumajang. Asuhan keperawatan dilakukan pada tanggal 11 – 13 April 2023 dengan karakteristik kriteria partisipan yang diambil oleh penulis adalah dirawat di Ruang Teratai RSUD dr.Haryoto Lumajang Tahun 2023, Pasien post Sectio Caesarea (SC) yang menjalani rawat inap di Ruang Teratai RSUD dr.Haryoto Lumajang maksimal hari pertama saat pengumpulan data, pasien yang mengungkapkan nyeri dan bersikap protektif (seperti menghindari posisi nyeri), bukti nyeri yaitu nyeri sedang skala 4-6, bersedia menjadi responden dengan menandatangani Informed consent , memastikan klien tidak alergi pada bau-bauan lavender. Studi kasus ini menggunakan pengumpulan data dengan cara wawancara meliputi pengambilan data subjektif seperti pasien mengeluh nyeri dan objektif klien tampak meringis, bersikap protektif seperti posisi menghindari nyeri, sulit tidur, berubahnya nafsu makan dari pasien, observasi meliputi mengobservasi tanda dan gejala nyeri akut, pemeriksaan fisik, dan dokumentasi.
Pengkajian keperawatan menunjukkan pasien post Sectio Caesarea (SC) hari pertama, usia 30 tahun. Keluhan utama mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap protektif, sulit tidur, nafsu makan berubah. Intervensi yang diberikan penulis kepada partisipan post Sectio Caesarea (SC) adalah tindakan manajemen nyeri yaitu dengan pemberian aromaterapi lavender dan terapi relaksasi napas dalam. Tindakan ini dilakukan selama 3 hari perawatan serta mengevaluasi hasil tindakan yang sudah dilakukan. Hasil asuhan keperawatan yang dilakukan pada pasien menunjukkan teratasi masalah keperawatan nyeri akut dengan ditandai keluhan nyeri menurun, tampak meringis menurun, bersikap protektif menurun, sulit tidur menurun, nafsu makan berubah.
Aromaterapi lavender diketahui memiliki sifat yang menenangkan dan mampu mengurangi stres. Pada saat menghirup aroma lavender terjadi perangsangan pada sistem saraf parasimpatis yang dapat memicu respon relaksasi dalam tubuh dan bisa mengurangi stres, aromaterapi lavender juga dapat mengurangi persepsi nyeri. Beberapa senyawa yang terkandung dalam minyak esensial lavender memiliki sifat analgesik atau penghilang rasa sakit contohnya seperti linalool dan linalil asetat diyakini dapat bekerja pada sistem saraf dan mengubah persepsi nyeri dalam tubuh.
Saran untuk pemberian aromaterapi di rumah sakit dapat memberikan manfaat bagi pasien, pengunjung, dan staf medis. Sebelum melakukan pemberian aromaterapi dalam ruangan yaitu konsultasikan dengan staf medis terlebih dahulu seperti mendiskusikan manfaat, risiko, dan batasan penggunaan aromaterapi dalam ruangan medis. Selanjutnya memilih aromaterapi yang tepat contohnya seperti aromaterapi lavender yang dapat membuat ketenangan dan relaksasi, peppermint dapat mengurangu mual, dan lemon yang memberikan aroma menyegarkan. | en_US |