Peran Perceived Value Memediasi Pengaruh Store Atmosphere, Experiential Marketing dan Price Perception terhadap Repurchase Intention pada Wizzmie Jember
Abstract
Perkembangan bisnis kuliner saat ini ditandai oleh intensitas persaingan yang semakin tinggi. Ketatnya persaingan tersebut memicu para pelaku usaha untuk menciptakan suatu perbedaan dan positioning yang baik di benak pelanggan agar dapat membedakan dengan pesaingnya. Oleh karena itu, setiap pelaku usaha perlu memahami perubahan minat dan keinginan pelanggan guna menjaga kelangsungan bisnisnya. Di Indonesia, industri food and beverage merupakan bisnis kuliner yang berkembang pesat, bahkan lebih besar dibandingkan sektor industri lainnya. Salah satu bisnis lokal yang memanfaatkan peluang dari fenomena tersebut adalah Wizzmie Jember. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan membahas pengaruh store atmosphere, experiential marketing dan price perception terhadap repurchase intention melalui perceived value pada Wizzmie Jember. Populasi penelitian ini adalah pelanggan Wizzmie di Kota Jember. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 154 responden dengan teknik purposive sampling. Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif yang dikuantitatifkan. Sumber data primer yang digunakan berasal dari pembagian kuesioner secara daring melalui Google Form. Metode analisis data yang digunakan yaitu Partial Least Square Path Modeling (PLS-SEM) dengan bantuan software SmartPLS 3.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa store atmosphere, experiential marketing dan perceived value berpengaruh signifikan terhadap repurchase intention. Price perception tidak berpengaruh signifikan terhadap repurchase intention. Store atmosphere, experiential marketing dan price perception berpengaruh signifikan terhadap perceived value. Serta, store atmosphere, experiential marketing dan price perception berpengaruh signifikan terhadap repurchase intention melalui perceived value.