dc.description.abstract | Menkes (2010) menerangkan, “Program Internsip memberikan
kesempatan kepada dokter baru lulus Program Studi Pendidikan Dokter berbasis
kompetensi untuk menerapkan serta mempraktikkan kompetensi yang diperoleh
selama pendidikan dalam rangka penyelarasan antara hasil pendidikan dan praktik
di lapangan merupakan tujuan Program Internsip Dokter Indonesia”. Program
Internsip adalah proses pemantapan mutu profesi dokter untuk menerapkan
kompetensi yang diperoleh selama pendidikan, secara terintegrasi, komprehensif,
mandiri serta menggunakan pendekatan kedokteran keluarga dalam rangka
pemahiran dan penyelarasan antara hasil pendidikan dengan praktik di lapangan
(Depkes, 2011).
Agar kegiatan internsip dapat terlaksana dengan baik harus tersedia
wahana atau tempat pelaksanaan internsip yang terakreditasi dan memenuhi syarat
agar peserta internsip dapat mencapai kompetensi sesuai yang diinginkan. Yang
dimaksud dengan wahana sebagaimana disebutkan yaitu Rumah Sakit, Klinik
Dokter Keluarga, Pusat kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Balai Kesehatan
Masyarakat, dan Klinik layanan primer lainnya milik pemerintah dan swasta
(Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia, 2010).
Pengelola wahana internsip tersebut harus menunjukkan komitmen dalam
melaksanakan internsip. Wahana yang digunakan harus memenuhi syarat agar
peserta program dapat mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan. Syarat yang
pertama memiliki layanan kedokteran dan kesehatan kepada masyarakat yang
dilakukan setiap hari kerja, layanan kedokteran kedaruratan medik, layanan
kesehatan masyarakat. Kedua, layanan dengan jumlah pasien paling sedikit 20
orang atau kasus dalam sehari, dengan jenis yang bervariasi, serta ada pada
sebaran umur dan sebaran jenis kelamin yang cukup merata. Ketiga, Sarana
vii
laboratorium klinik sederhana, serta sarana farmasi yang cukup memadai dan
yang terakhir, dokter yang bersedia menjadi pendamping (Pedoman Pelaksanaan
Internsip Dokter Indonesia, 2009:9-10).
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatf yang nantinya di uji
statistik menggunakan analisis bivariat dengan uji Cross Sectional dan kemudian
di uji kembali menggunakan analisis multivarit dengan uji Regresi Logistik.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Consecutive sampling dimana
setiap subyek dari populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk
terpilih atau tidak terpilih sebagai sampel.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, faktor yang paling
mempengaruhi minat dokter internsip untuk bekerja di puskesmas adala sistem
penempatan internsip. | en_US |