Model Collaborative Governance dalam Tata Kelola Kelautan untuk Kesejahteraan Nelayan Desa Pengambengan Kabupaten Jembrana
Abstract
Tata kelola kelautan yang kolaboratif adalah proses jangka panjang yang
membutuhkan komitmen dan kesabaran. Pemerintah daerah harus terus
memperkuat kolaborasi dengan membangun hubungan yang kuat antara
stakeholders. Masyarakat dan stakeholders juga harus memiliki pemahaman yang
baik tentang pentingnya pengelolaan kelautan yang berkelanjutan. Kolaborasi
merupakan modal berharga dalam tata kelola kelautan. Namun, upaya ini sulit
tercapai jika pemerintah daerah tidak mampu mendorong kolaborasi antar
stakeholders. Dengan komitmen yang kuat, kepercayaan (trust) diantara masing-
masing stakeholders dapat memperkuat koordinasi dalam tata kelola kelautan.
untuk kesejahteraan nelayan. Namun, stakeholders yang terlibat hanya
berkolaborasi dengan pemerintah daerah saja. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis, mengeksplorasi dan mendeskripsikan tentang: (1) model
collaborative governance dalam tata kelola kelautan untuk kesejahteraan nelayan
Desa Pengambengan Kabupaten Jembrana, (2) menemukan kebaruan terkait
dengan model collaborative governance dalam tata kelola kelautan untuk
kesejahteraan nelayan Desa Pengambengan Kabupaten Jembrana. Metode yang
digunakan adalah penelitian kualitatif. Lokasi penelitian ini di Desa
Pengambengan Kabupaten Jembrana yang memfokuskan pada collaborative
governance dalam tata kelola kelautan untuk kesejahteraan nelayan. Teknik
penentuan informan menggunakan purposive. Teknik pengumpulan data
menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi.
Hasil temuan lapangan terkait collaborative governance dalam tata kelola
kelautan, bahwa masing-masing stakeholders yang terlibat masih berjalan sendiri
secara parsial. Terlebih lagi kepercayaan dan budaya Bali memiliki hubungan
yang erat dengan laut. Laut dianggap suci dan dihormati sebagai tempat yang
penuh kekuatan spiritual dalam kepercayaan Bali, yang dikenal sebagai Agama
Hindu Dharma. Seperti halnya konsep Tri Hita Karana adalah dasar dari
kehidupan Bali yang mencakup hubungan harmonis antara manusia, alam, dan
Tuhan. Teori kolaborasi lebih ideal diterapkan diluar negeri, tetapi belum tentu
dapat diberlakukan di negara berkembang khususnya di Desa Pengambengan
Kabupaten Jembrana. Beberapa manfaat utama dari kolaborasi yaitu membentuk
forum dialog kolaborasi antara stakeholders, mengatasi eko sektoral dan
mendorong sinergi, dan membangun kepercayaan (trust) antara stakeholders