Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus pada Ny. R dengan Masalah Keperawatan Ansietas di Ruang Melati RSUD dr. Haryoto Lumajang
Abstract
Penyakit Diabetes Melitus (DM) saat ini menjadi salah satu penyebab
kematian yang utama di dunia. Penyakit ini menjadi salah satu penyakit tidak
menular kronis yang berdampak negatif terhadap fisik maupun psikis. Glukosa
darah yang tinggi dapat diakibatkan oleh beberapa keadaan, termasuk masalah
psikologis seperti kecemasan. Gangguan kecemasan dapat memperburuk kondisi
pasien DM. Kecemasan pada pasien DM biasanya muncul disebabkan adanya pengobatan jangka panjang dan takut diamputasi. Sehingga, diperlukan
tatalaksana yang tepat dalam mengatasi kecemasan supaya tidak semakin
memperburuk keadaan pasien DM. Tujuan penulisan laporan kasus ini untuk
mengeksplor Asuhan Keperawatan pada pasien DM dengan masalah keperawatan
ansietas.
Desain laporan tugas akhir ini berupa laporan kasus dengan penulisan
deskriptif, untuk mendeskripsikan proses pengobatan atau keperawatan. Partisipan
yang dipilih sesuai dengan kriteria diantaranya pasien di ruang Melati yang
didiagnosis DM dengan masalah keperawatan ansietas yang memenuhi kriteria
minimal 80% gejala dan tanda mayor masing-masing penyebab diantaranya
merasa bingung, merasa khawatir, sulit tidur, tampak tegang, sulit berkonsentrasi
dan dengan atau satu atau lebih gejala dan tanda minor; pasien bersedia menjadi
partisipan yang dibuktikan dengan tanda tangan informed consent, beraga islam
dan dalam keadaan sadar atau composmentis. Pengambilan data laporan kasus ini dilakukan di ruang Melati RSUD dr. Haryoto Lumajang pada satu pasien yang
dipilih berdasarkan kriteria partisipan. Pengambilan data dilakukan dalam rentang waktu 4 April sampai 18 April 2023. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan dokumentasi.
Rencana keperawatan didasarkan pada Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI) yaitu intervensi terapi relaksasi: Relaksasi Benson.
Setelah pasien diberikan implementasi selama tiga hari, didapatakan hasil
yang berubah diantaranya pada hari pertama tujuan belum tercapai, hari kedua
didapatkan tujuan tercapai sebagian yaitu pasien tampak pucat mulai menurun;
tekanan darah menurun; konsentrasi pasien membaik sehingga intervensi
dilanjutkan semuanya. Pada hari ketiga kriteria evaluasi pada pasien tercapai
semua. Maka intervensi dapat dihentikan dengan tetap dilanjutkan secara mandiri
oleh pasien di rumahnya.
Berdasarkan hasil tersebut didapatkan jika intervensi terapi relaksasi
Benson dinilai efektif untuk penatalaksanaan masalah keperawatan ansietas.
Terapi relaksasi Benson memberikan keseimbangan antara anterior dan posterior hipotalamus sehingga dapat menurunkan sistem saraf pusat simpatis dan sekresi
katekolamin yang dapat mengurangi tekanan otot dan pengaruh fisiologis tubuh
yang tidak menyenangkan. Pernafasan panjang pada teknis relaksasi Benson
memberikan energi yang cukup dan saat pertukaran CO2 dan O2 dapat
membersihkan darah sehingga mencegah adanya kerusakan jaringan otot akibat kekurangan O2 (hipoksia) dan muncul sensasi rileks saat tarik napas. Hal ini yang
menjadi alasan pentingnya teknik relaksasi Benson sebagai salah satu prosedur
utama dalam pengelolaan tingkat ansietas. Disarankan untuk selalu memperoleh
informasi terbaru dan berdiskusi dengan tim medis mengenai potensi manfaat
terapi relaksasi Benson dalam mengatasi ansietas pada pasien DM.