dc.description.abstract | Polusi udara merupakan salah satu penyebab dari timbulnya penyakit
saluran pernapasan. Polusi udara timbul akibat pencemaran udara yang berasal dari
kendaraan bermotor, kebakaran, debu, proses industri. Polusi udara meningkat
seiring dengan perkembangan kota dan ini menyebabkan peningkatan aktivitas
domestic dan industri. Emisi polusi udara meningkat setiap tahun. Polusi udara
menyebabkan 4,2 juta kematian dini di seluruh dunia pada tahun 2017, sebanyak
91% diantaranya di dominasi oleh negara berpenghasilan menengah. Polusi dapat
merusak sel-sel tubuh dari ujung rambut hingga ujung kaki, termasuk dapat
menyebabkan penyakit jantung dan paru-paru, serta gangguan perekmbangan pada
anak. Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menunjukkan bahwa polusi udara di
Indonesia memiliki berhubungan dengan permasalah kesehatan paru seperti
penurunan fungsi paru (21-24%), asma (1,3%), PPOK (prevalensi 6,3% pada bukan
perkok) dan 4% dari kasus kanker paru-paru. Particulate Matter merupakan salah
satu partiker yang terkadung dalam udara. Wilayah industri dan pertambangan
memiliki kondisi lingkungan yang biasanya memiliki pencemaran yang tinggi.
Kematian dan penyakit yang disebabkan oleh polusi udara seringkali di akibatkan
oleh particulate matter (PM). Paparan terhadap particulate matter (PM) dikaitkan
dengan peningkatan risiko masalah pernapasan, penyakit kardiovaskular dan
penyakit paru-paru. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin melakukan penelitian
mengenai seberapa besar pencemaran udara yang terjadi di lingkungan masyarakat studi untuk menilai efek paparan particulate matter (PM10) pada penduduk di
kawasan pertambangan dengan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan
(ARKL).Penelitian ini menggunakan deskriptif observasional penelitian ini untuk
menggambarkan atau mendeskripsikan tentang suatu keadaan secara objektif.
Dalam penelitian ini menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan
(ARKL). Tujuan dari metode ini adalah untuk menganalisi risiko kesehatan
lingkungan, yaitu menilai tingkat risiko masyarakat terhadap paparan particulate
matter (PM10) di sekitar daerah pertambangan batu kapur.
Hasil pengukuran kualitas udara yang dilakukan di 6 titik Dusun Kapuran Desa
Grenden Kecamatan Puger selama 1 jam terdapat 2 titik lokasi yang menunjukkan
hasil pengukuran tertinggi dibandingkan dengan 4 titik lainnya. Titik B dan Titik C
merupakan titik yang memiliki nilai pengukuran tertinggi yakni 91 µg/m3
dan 86
µg/m3
sedangkan 4 titik lainnya yakni Titik A (73 µg/m3
), Titik D (60 µg/m3
), Titik
E (67 µg/m3
), Titik F (73 µg/m3
)
. Baku mutu yang digunakan adalah Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 (Lampiran VII)-Baku Mutu
Udara Ambien sebesar 75 µg/m3
selama 24 jam. Dalam hasil penelitian Analisis
Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) menunjukkan hasil Karakterisasi risiko
dalam hasil penelitian ini menunjukkan hasil terdapat 25 responden yang memiliki
nilai RQ > 1 atau RQ lebih dari satu yang sehingga memiliki risiko tidak aman.
Rata-rata hasil Karakterisasi Risiko dari 25 responden tersebut adalah 1,00 - 2,35.
Hal ini sangat berbahaya bagi manusia sebab partikel padat yang lebih kecil yakni
1-3 mikron dapat selaput lendir atau permukaan paru-paru. Hal ini menjukkan
bahwa tingkat pencemaran kualitas udara yang ada di Dusun Kapuran tidak aman
bagi masyarkat setempat. Pengelolaan risiko dilakukan dengan meliputi beberapa
pendekatan yaitu pendekatan teknologi, pendekatan sosial ekonomi, dan
pendekatan institusional. Pendekatan Teknologi dapat berupa filter sederhana pada
cerobong tungku pembakaran gamping, melakukan penghijauan agar dapat
menyerap polusi yang timbul, penyiraman roda kendaraan yang keluar dari pabrik.
Pendekatan sosial-ekonomi dapat berupa pemberikan kompensasi terhadap
masyarakat sekitar pertambangan, pemberdayaan masyarakat yang berisiko.
Pendekatan institusional dapat berupa melakukan kerja sama dengan pihak pemerintah setempat agar dapat mengatur volume kendaraan yang melintasi di jalan
Dusun Kapuran, melakukan pelaporan kepada instasi terkait pencemaran yang
terjadi.
Saran dari penelitian ini adalah bagi instasi pemerintah terkait untuk melakukan
pengukuran kualitas udara secara berkala agar masyarakat dapat melakukan
tindakan pencegahan terhadap kualitas udara yang tidak sehat. Masyarakat
dihimbau untuk menggunakan alat pelindung diri seperti masker ketika melakukan
aktivitas di luar rumah baik untuk bekerja ataupun berpergian keluar rumah. | en_US |