Hubungan antara Aktivitas Fisik dan Konsumsi Makanan dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Rogotrunan Kabupaten Lumajang
Abstract
Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif. Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui Buku Profil Kesehatan Kabupaten Lumajang, Puskesmas Rogotrunan memiliki jumlah penderita hipertensi tertinggi di Kabupaten Lumajang. Berdasarkan data 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Rogotrunan pada bulan September hingga Oktober tahun 2022, menyatakan hipertensi primer merupakan urutan pertama penyakit yang banyak diderita. Hipertensi dalam jangka lama menimbulkan adanya komplikasi. Hipertensi disebabkan salah satunya oleh kurangnya aktivitas fisik dan konsumsi makanan tidak sesuai kebutuhan gizi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dan konsumsi makanan dengan kejadian hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Rogotrunan Kabupaten Lumajang.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan di posyandu lansia wilayah kerja Puskesmas Rogotrunan pada bulan Maret hingga Mei 2023. Populasi adalah lansia yang berkunjung ke posyandu lansia sebanyak 82 posyandu lansia sebanyak 1140 orang. Sampel sebanyak 25 posyandu lansia sebanyak 115 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan multistage cluster random sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu aktivitas fisik dan konsumsi makanan lemak, natrium, serat, dan kalium serta variabel terikat adalah kategori hipertensi. Pengukuran aktivitas fisik menggunakan kuesioner international physical activity questionnaire (IPAQ short-form), konsumsi makanan menggunakan formulir semi quantitative food frequency questionnaire (SQ-FFQ), dan kategori hipertensi dengan mengukur tekanan darah menggunakan tensimeter digital. Teknik pengumpulan data pada variabel bebas dilakukan melalui wawancara serta variabel terikat dengan pengukuran tekanan darah. Analisis data terdiri dari analisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square yang disajikan dalam tabel dan teks narasi.
Responden merupakan kategori usia lansia (82,6%), berjenis kelamin perempuan (80,0%), dan tidak memiliki riwayat keluarga menderita hipertensi (60,9%). Responden mengalami hipertensi (67,0%). Aktivitas fisik responden termasuk tingkat sedang (64,3%). Jumlah konsumsi lemak responden baik (80,9%), jumlah konsumsi natrium baik (52,2%), jumlah konsumsi serat tidak baik (97,4%), dan jumlah konsumsi kalium tidak baik (93,9%). Frekuensi konsumsi makanan sumber lemak responden jarang (59,1%), frekuensi konsumsi makanan sumber natrium jarang (53,0%), frekuensi konsumsi makanan sumber serat jarang (52,2%), dan frekuensi konsumsi makanan sumber kalium sering (53,0%).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan hipertensi (p-value = 0,033). Tidak terdapat hubungan antara jumlah konsumsi lemak dengan hipertensi (p-value = 0,383). Terdapat hubungan antara jumlah konsumsi natrium dengan hipertensi (p-value <0,001). Tidak terdapat hubungan antara jumlah konsumsi serat dengan hipertensi (p-value = 0,253). Tidak terdapat hubungan antara jumlah konsumsi kalium dengan hipertensi (p-value = 0,683).
Selain itu, tidak terdapat hubungan antara frekuensi konsumsi lemak dengan hipertensi (p-value = 0,319). Tidak terdapat hubungan antara frekuensi konsumsi natrium dengan hipertensi (p-value = 0,392). Tidak terdapat hubungan antara frekuensi konsumsi serat dengan hipertensi (p-value = 0,388). Tidak terdapat hubungan antara frekuensi konsumsi kalium dengan hipertensi (p-value = 0,646).
Saran dari penelitian ini bagi Puskesmas Rogotrunan adalah melakukan penyuluhan melalui metode emodemo serta memberikan contoh menu makanan sesuai diet hipertensi. Bagi lansia, diharapkan dapat mengikuti senam yang dilaksanakan minimal sekali dalam seminggu dan mengurangi pengolahan makanan menggunakan minyak, mengurangi konsumsi garam dapur disesuaikan dengan derajat hipertensi, mengurangi konsumsi penyedap makanan dan menambah konsumsi sayur dan buah beragam sebanyak 4-5 porsi dalam sehari. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menggunakan metode food weighing dalam pengukuran jumlah konsumsi makanan agar dapat tergambarkan dengan baik.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]