Ambivalensi Wacana Politik Identitas Etnis Madura di Jember
Abstract
Penelitian ini membahas isu politik identitas Jember yang mengusung Pendalungan sebagai representasi identitas kultural masyarakatnya. JFC (Jember Fashion Carnival) menjadi festival budaya yang diperdebatkan sebagai klaim budaya Pendalungan. Sedangkan wacana Pendalungan juga sebagai proyek pemerintah terdahulu yang berbeda dengan hari ini. Disisi lain Jemberan merupakan representasi identitas yang dimunculkan oleh etnis Madura di Jember sebagai kontradiksi atas klaim Pendalungan yang terpisah dari proyek identitas pemerintah. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan polemik wacana politik identitas yang membuat etnis Madura di Jember terjebak dalam dua narasi identitas yang berkembang yaitu Jemberan atau Pendalungan. Menggunakan metode etnografi dengan perspektif Homi K. Bhabha. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi etnis Madura di Jember merupakan mimikri tradisi etnis Madura di Pulau Madura yang membuat etnis Madura di Jember serupa namun tidak sama seperti etnis Madura di Pulau Madura. Etnis Madura di Jember memiliki konsep yang berbeda mengenai wacana Pendalungan sehingga tidak sama seperti konsep yang dipahami oleh akademisi. Jemberan dipilih oleh etnis Madura di Jember sebagai representasi identitas diri dibandingkan Pendalungan. Dengan demikian proyek identitas Jember menciptakan branding image Pendalungan dan non Pendalungan yang berkonsekuensi pada agenda pariwisata Jember kedepan. Kontestasi klaim identitas menjadi wacana politik identitas yang berakibat pada kondisi ambivalen dimana terjadi kebingungan dalam pemaknaan identitas masyarakat Jember.