Pengaruh Struktur Modal, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Abstract
Industri sektor makanan dan minuman (food and beverages) merupakan salah satu sektor industri manufaktur yang menjadi minat para investor karena dinilai mampu tetap bertahan ditengah krisis seperti pandemi Covid-19 pada beberapa tahun yang lalu. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pertumbuhan industri makanan dan minuman mengalami peningkatan sebesar 2,54% pada tahun 2021. Pada terjadinya pandemi Covid-19, perusahaan makanan dan minuman tetap mengalami peningkatan pertumbuhan sebanyak 0,22% pada kuartal II 2020 saat menurunnya kondisi perekonomian Indonesia. Selain itu, perusahaan makanan dan minuman juga melakukan ekspor hingga mencapai US$ 13,73 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan makanan dan minuman dapat terus bertumbuh ditengah krisis perekonomian yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh struktrur modal, likuiditas dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Rancangan penelitian yang digunakan adalah explanatory research untuk menganalisa pengaruh variabel independen (struktur modal, likuiditas, dan ukuran perusahaan) terhadap variabel dependen (nilai perusahaan). Populasi dalam penelitian ini terdiri dari perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2016-2020. Sampel penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan didapatkan 19 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif (pooling data) yang didapatkan secara sekunder yakni melalui laporan keuangan perusahaan yang diunduh di laman resmi Bursa Efek Indonesia. Jumlah data observasi sebanyak 95 data yang dianalisis menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel struktur modal (DER), likuiditas (CR), dan ukuran perusahaan (ln total asset) pada tingkat alfa 5% memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.