Analisis Kadar Zink dan Daya Terima Permen Jelly Biji Labu Kuning (Cucurbita Moschata D.) sebagai Camilan Pencegah Stunting
Abstract
Stunting masih menjadi prioritas masalah gizi di Indonesia. Stunting berkaitan erat dengan kebutuhan zink, yakni zat gizi mikro yang memiliki peran penting dalam pembelahan sel, pertumbuhan sel, metabolisme tubuh, fungsi imunitas dan perkembangan. Biji labu kuning (Cucurbita moschata D.) mengandung zink yang tinggi, yakni sebesar 7.64 mg, sedangkan berdasarkan hasil analisis pada 100 g tepung biji labu kuning diperoleh kandungan zink sebesar 6.8 mg. Biji labu kuning dapat diinovasikan menjadi permen jelly sebagai alternatif camilan pencegah stunting untuk balita. Penelitian ini untuk menganalisis potensi permen jelly biji labu kuning tinggi zink sebagai camilan pencegah stunting. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan desain penelitian Posstest-Only Control Group Design. Penelitian ini diawali dengan pembuatan tepung biji labu kuning, dilanjutkan dengan pembuatan permen jelly. Kemudian, dilakukan uji laboratorium terhadap zink dengan metode Atomic Absorbtion Spectrophotometer dan uji daya terima (Hedonic Scale Test) terhadap permen jelly. Data dianalisis menggunakan anova dan uji lanjut tukey untuk kadar zink serta friedman dan wilcoxon untuk daya terima. Semakin besar proporsi penambahan biji labu kuning maka semakin tinggi kadar zink pada permen jelly. Kadar zink berturut-turut 0.52mg/100g, 0.993mg/100g, 1.606mg/100g dan 2.056mg/100g. Hasil uji daya terima menunjukkan panelis lebi menyukai sampel X1 (10%). Permen jelly dengan penambahan biji labu kuning sebesar 10% memiliki potensi sebagai camilan pencegah stunting balita.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]