dc.description.abstract | Higher Order Thinking Skill (HOTS) merupakan pengembangan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas peserta didik untuk menghadapi masa pendidikan atau era-21. Pembelajaran IPA dilakukan dengan melakukan berbagai pengamatan, percobaan, dan penelitian yang dapat melatih peserta didik dalam berpikir kritis, objektif, dan melatih kreatifitas peserta didik. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai serangkaian kegiatan pembelajaran dalam penerapan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi yang dilakukan oleh guru sebagai fasilitator di dalam kelas. Rumusan masalah penelitian ini yaitu Bagaimanakah perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru dalam melatih Higher Order Thinking Skills (HOTS) berdasarkan aturan kemendikbud standar isi HOTS pada sub materi IPA di kelas IV SDN Model Banyuwangi?, Bagaimanakah penerapan kegiatan pembelajaran dalam melatih Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang dilakukan oleh guru pada sub materi IPA di kelas IV di SDN Model Banyuwangi? Bagaimanakah bentuk soal penilaian yang dibuat oleh guru dalam melatih Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada sub materi IPA di kelas IV di SDN Model Banyuwangi?. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mendeskripsikan perencanaan pembelajaran Higher Order Thinking Skills (HOTS) yang dibuat guru berdasaran standar isi indikator HOTS Kemendikbud dalam pelaksanaan pembelajaran sub materi IPA di kelas IV SDN Model Banyuwangi. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam melatih Higher Order Thinking Skills (HOTS) dalam sub materi IPA kelas IV di SDN Model Banyuwangi. Untuk mendeskripsikan bentuk soal penilaian dan tingkat soal yang dibuat oleh guru dalam melatih Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada sub materi IPA siswa IV di SDN Model Banyuwangi.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Model Banyuwangi dengan jenis penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini yaitu salah satu guru kelas IV. Objek yang digunakan dalam penelitian ini yaitu RPP, pelaksanaan pembelajaran, soal-soal evaluasi yang digunakan dalam penilaian. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner, observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan menggunakan instrumen telah diuji validitas oleh validator ahli. Teknik analisis data menggunakan Triangulasi teknik dari hasil analisis, kuesioner, wawancara dan observasi yang dilakukan guna mengetahui tingkat penerapan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada serangkaian pembelajaran.
Hasil penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa RPP yang dibuat oleh guru sudah memenuhi indikator RPP HOTS yaitu dilihat dari Indikator, Tujuan, media yang digunakan, model yang digunakan, hingga LKPD yang disiapkan. Hasil penelitian yang dilakukan pada kegiatan pembelajaran yaitu berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran 98% telah menerapkan kemampuan berpikir kritis, 96% telah menerapkan kemampuan kolaborasi, 90% menerapkan kemampuan kreatifitas dan innovasi, dan 91% menerapkan kemampuan berkomunikasi. Hasil dari analisis soal evaluasi yang dibuat oleh guru, 80% yaitu 16 dari 20 butir soal telah melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi dan 20% masih melatih kemampuan berpikir tingkat rendah.
Penelitan ini dapat disimpulkan bahwa guru kelas IV SDN Model Banyuwangi sebagai fasilitator dalam menyusun RPP guru telah melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi dilihat berdasarkan Indikator, tujuan, media, kegiatan pembelajaran hingga LKPD yang digunakan. Pada pelaksanaan pembelajaran, guru telah merangsang peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi seperti berpikir, kolaborasi, kreatifitas dan berinovasi. Pada soal evaluasi yang disiapkan oleh guru lebih dari 50% telah bersifat HOTS. Adapun saran yang dapat diberikan peneliti terhadap guru yaitu lebih divariasikan lagi metode dan model dalam pembelajaran, seperti mengimplentasikan model PBL, PjBL, dan sebagainya. | en_US |