Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Nearpod Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Geografi Siswa SMA
Abstract
Era globalisasi Indonesia mempengaruhi perkembangan kurikulum
pendidikan sesuai dengan standar pembelajaran abad-21. Perkembangan kurikulum
tersebut menuntut siswa agar lebih aktif (student center) dibandingkan guru dan
menuntut siswa untuk memanfaatkan teknologi digital dalam kegiatan
pembelajarannya. Menurut data observasi dan wawancara yang dilakukan secara
langsung dengan perwakilan guru geografi menemukan kecenderungan siswa yang
masih pasif dalam memperoleh materi pembelajaran (teacher centered). Kegiatan
pembelajaran yang rata-rata mengandalkan LKS atau buku paket juga disebabkan
karena kurangnya LCD dan layar proyektor sebagai penunjang sarana dan
prasarana pembelajaran di kelas. Terbukti dari adanya proses tanya jawab,
mayoritas siswa mencari jawaban sesuai yang tertera pada LKS atau buku paket
tanpa mengembangkannya. Mayoritas siswa juga mencari sumber jawaban dari
internet tanpa mengetahui apakah jawaban tersebut benar atau salah. Permasalahan
ini dipengaruhi oleh tingkat literasi siswa yang rendah, sehingga penyampaian ide
atau pendapat dan analisis siswa cenderung lemah. Pada kenyataannya, pemikiran
kritis siswa dapat dilihat melalui pengungkapan argumen, analisis, evaluasi, dan
penyampaian pendapat. Model PBL berbantuan Nearpod dapat menjadi
penyelesaian dari permasalahan, yakni sebagai peningkatan kemampuan berpikir
kritis dan hasil belajar geografi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
pengaruh model Problem Based Learning (PBL) berbantuan Nearpod terhadap
kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar geografi siswa SMA.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif metode quasieksperimental dengan menerapkan post-test only control group design dan
memanfaatkan metode purposive sampling area untuk menentukan lokasi
penelitiannya. Penelitian ini berlokasi di SMA Negeri Kalisat pada semester ganjil
tahun pelajaran 2023/2024. Penentuan sampel dilakukan melalui uji normalitas dan
homogenitas menggunakan hasil Penilaian Tengah Semester (PTS) pada kelas XI7, XI-8, dan XI-9. Pengujian variansi data tersebut memperoleh hasil berdistribusi
normal yang setelahnya dilaksanakan uji homogenitas dan dihasilkan data
homogen, sehingga penentuan sampel dapat dilakukan dengan cluster random
sampling. Selanjutnya dalam pemilihan 2 kelas sebagai sampel penelitian dilakukan
secara acak atau undian, yang kemudian diperoleh hasil bahwa kelas XI-7 sebagai
kelas eksperimen dan kelas XI-9 selaku kelas kontrol. Kelas eksperimen
mendapatan treatment berupa model Problem Based Learning (PBL) berbantuan
Nearpod, sementara kelas kontrol menerapkan model konvensional menggunakan
LKS.
Hasil perolehan post-test kelas XI-7 pada variabel berpikir kritis sebanyak
73,47 artinya lebih unggul dari kelas XI-9 yang hanya 60,56 dengan indikator
tertinggi yaitu dasar pengambilan keputusan. Klasifikasi kemampuan berpikir
kritis didominasi oleh kategori sangat baik, baik, dan cukup. Sementara hasil posttest pada variabel hasil belajar geografi juga memperoleh nilai yang lebih unggul
atas kelas eksperimen (76,39) dibandingkan kelas kontrol (48,33) dengan
indikator tertinggi adalah kategori C4, dengan klasifikasi sangat baik, baik, cukup,
dan kurang. Pernyataan tersebut didukung melalui adanya pengujian dengan
independent sample t-test pada hasil post-test kemampuan berpikir kritis sebesar
0,000 dan hasil belajar geografi siswa sebesar 0,000. Nilai pengolahan data posttest siswa menunjukkan nilai signifikan < 0,05 yang artinya hipotesis nihil (H0)
ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapatnya pengaruh signifikan dari
penggunaan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan Nearpod terhadap
kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar geografi siswa SMA, yang dapat
diamati berdasarkan perolehan hasil post-test kelas eksperimen yang lebih tinggi
daripada kelas kontrol yang menerapkan model konvensional.