dc.description.abstract | Program Keluarga Berencana (KB) merupakan bagian terpadu dari program pembangunan nasional yang capaiannya diwujudkan dengan penggunaan kontrasepsi. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang menggunakan alat kontrasepsi dan berstatus aktif di Kabupaten Jember masih belum memenuhi target Rencana Strategis (Renstra) Kabupaten Jember sebesar 76,29%. Salah satu kecamatan yang belum memenuhi target tersebut adalah Kecamatan Silo yang memiliki prevalensi pengguna kontrasepsi sebesar 72,88% pada tahun 2021, sekaligus peringkat 3 besar prevalensi pernikahan usia dini periode 2020-2022. Perilaku penggunaan kontrasepsi khususnya pada perempuan menikah usia dini dipengaruhi oleh faktor sosiodemografi, efikasi diri, dan dukungan sosial. Mengacu pada hal itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara efikasi diri dan dukungan sosial dengan penggunaan kontrasepsi pada perempuan menikah usia dini di Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif cross sectional yang dilakukan di Kecamatan Silo Kabupaten Jember dari bulan Mei 2023 hingga Juni 2023. Populasi pada penelitian ini sebesar 126 perempuan dengan riwayat melakukan pernikahan pada usia <19 tahun yang tercatat di Kantor Urusan Agama (KUA) Silo pada tahun 2021-2022. Sampel diperoleh sebesar 93 dengan menggunakan metode simple random sampling. Teknik pengumpulan data berupa wawancara menggunakan kuesioner. Data kemudian dianalisis secara univariat dan uji koefisien kontingensi (α<0,05) dengan bantuan software SPSS sebelum disajikan dalam teks dan tabel.
Hasil penelitian menemukan bahwa mayoritas responden menikah pertama kali pada usia 15-19 tahun (93,5%,) dan saat penelitian berlangsung, telah berusia 19- 21 tahun (masa remaja akhir) dengan persentase 58,1%. Responden pada penelitian ini sebesar 91,4% hanya menamatkan pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs), namun mayoritas dari mereka memiliki pengetahuan yang baik tentang KB (93,5%). Responden sebagian besar tidak bekerja (89,2%) dan seluruh responden (100%) memiliki pendapatan yang rendah, yakni ≤ Rp 2.555.663.91,- per bulan. Prevalensi sebesar 61,3% responden merupakan primipara, serta 92,5% merupakan pengguna kontrasepsi dengan jenis kontrasepsi tertinggi adalah suntik sebanyak 60,5%. Hasil studi juga menunjukkan bahwa tingkat efikasi diri responden mayoritas tinggi (92,5%) dan tingginya dukungan sosial dari suami (92,5%), mertua (73,1%), dan tenaga kesehatan (95,7%). Hasil analisis bivariat dengan uji koefisien kontingensi, ditemukan bahwa terdapat hubungan antara efikasi diri dan penggunaan kontrasepsi (p-value=0,000) dengan kategori kuat karena koefisien korelasi sebesar 0,707. Penelitian juga mendapati hubungan antara penggunaan kontrasepsi dan dukungan suami (p-value=0,000), dukungan mertua (p- value=0,000), dan dukungan tenaga kesehatan (p-value=0,001). Berdasarkan nilai koefisien korelasi (r), kekuatan hubungan ketiganya secara berturut-turut berada pada kategori kuat (0,568), cukup kuat (0,426), dan cukup kuat (0,323). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah efikasi diri dan dukungan sosial dari suami, mertua dan tenaga kesehatan memiliki hubungan dengan nilai koefisien korelasi yang kuat dan arah hubungannya positif dengan penggunaan kontrasepsi pada perempuan menikah usia dini di Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Saran yang dapat diberikan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DPPPAKB) Kabupaten Jember untuk senantiasa meningkatkan capaian program kontrasepsi melalui kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi pada tokoh masyarakat melalui musyawarah karang taruna, serta pendewasaan usia perkawinan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan Kementerian Agama. Saran untuk kelanjutan penelitian perlu adanya analisis lanjut terkait hubungan karakteristik sosiodemografi dengan penggunaan kontrasepsi dan perlu dilakukan analisis multivariat untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh. | en_US |