Show simple item record

dc.contributor.authorWICAKSONO, Faris Romansa
dc.date.accessioned2024-07-16T08:25:07Z
dc.date.available2024-07-16T08:25:07Z
dc.date.issued2024-07-01
dc.identifier.nim201510101017en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/122455
dc.descriptionFinalisasi unggah file repositori tanggal 16 Juli 2024_Kurnadien_US
dc.description.abstractTembakau merupakan komoditas strategis dari salah satu tanaman perkebunan di indonesia. Budidaya tanaman tembakau biasanya dilakukan secara konvensional menggunakan biji. Budidaya secara konvensional dilakukan dengan cara menyemaikan biji dimana untuk mendapatkan perkecambahan yang seragam biji harus direndam dalam air jernih selama dua hari dan diletakan di tempat yang memiliki penyinaran dan aliran udara bagus. Selanjutnya air rendaman biji diganti dan biji didinginkan selama dua hari, baru dilakukan penaburan benih dilahan. Budidaya konvensional mengakibatkan tingkat pemasakan buah tidak serempak. Sehingga panen buah untuk dijadikan benih tidak dapat dilakukan secara serempak. Hal ini memerlukan proses yang tidak sederhana dan waktu yang relatif lama, selain itu sifat-sifat genetis yang diturunkan ke keturunanya melalui biji mungkin tidak sama persis seperti induknya. Penggunaan bahan tanam introduksi juga berpengaruh terhadap keberhasilan budidaya secara konvensional, tanaman introduksi sering kali harus beradaptasi dengan lingkungan baru yang berbeda secara ekstrem, seperti perbedaan suhu, dan kelembapan. Belum lagi gangguan dari lingkunga yang dapat disebabkan oleh hama dan penyakit, serta cekaman lingkungan yang mana dapat menghambat keberhasilan budidaya tanaman tembakau. Oleh karena itu diperlukan metode kultur jaringan untuk budidaya tembakau. Perbanyakan secara in vitro mempunyai beberapa keuntungan bila dibandingkan dengan cara konvensional, yaitu bebas penyakit, dalam waktu yang relatif singkat dapat mennghasilkan tanaman dalam jumlah banyak dan tidak bergantung musim. Keberhasilan kultur jaringan tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya kandungan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh). NAA dan BAP merupakan hormon yang dapat menunjang keberhasilan kultur jaringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi antara perbedaan konsentrasi hormon NAA dan konsentrasi hormon BAP terhadap regenerasi tembakau secara in vitro. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 2 faktor yaitu faktor konsentrasi NAA dan faktor konsentrasi BAP. Terdapat 16 kombinasi perlakuan, dan setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga diperoleh 48unit satuan percobaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh data pengamatan diantaranya Kedinian eksplan swelling, kedinian eksplan berkalus, kedinian eksplan bertunas, jumlah tunas, kedinian akar, tinggi tanaman, persentase eksplan swelling, persentase eksplan berkalus, persentase eksplan bertunas, persentase eksplan membentuk akar, dan persentase eksplan surviv. Data yang di dapat dianalisis secara statistik dengan uji Analysis of variances (ANOVA). Perlakuan yang memilki hasil signifikan kemudian dilakukan uji lanjut menggunakan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf kepercayaan 95%. Data kualitatif yang tidak bisa dianalisis secara statistik disajikan dalam bentuk tabel dan grafik dengan analisisis deskriptif. Konsentrasi NAA dan konsentrasi BAP memberikan pengaruh pada parameter kedinian eksplan swelling dengan kedinian 4 hst, dan menghasilkan jumlah tunas dengan nilai 10 buah Perlakuan konsentrasi NAA memberikan pengaruh terhadap kedinian eksplan berkalus dengan nilai kedinian berkalus 12 hst pada perlakuan 1.5 ppm NAA dan memberikan pengaruh pada tinggi tanaman dengan nilai 9.7 cm pada perlakuan 0 ppm NAA. Perlakuan konsentrasi BAP memberikan pengaruh terhadap kedinian eksplan bertunas dengan kedinian 20 hst pada perlakuan 3 ppm BAP.en_US
dc.description.sponsorshipPembimbing Utama Ir. Didik Pudji Restanto, MS.,Ph.D.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Pertanianen_US
dc.subjectPengaruh Konsentrasi NAA (Naphthaleneacetic acid)en_US
dc.subjectBAP (6- benzylaminopurine)en_US
dc.subjectRegenerasi Tembakau Secara In Vitro (Nicotiana tabacum L).en_US
dc.titlePengaruh Konsentrasi NAA (Naphthaleneacetic acid) dan BAP (6-benzylaminopurine) terhadap Regenerasi Tembakau Secara In Vitro (Nicotiana tabacum L)en_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiAgronomien_US
dc.identifier.pembimbing1Ir. Didik Pudji Restanto, MS, Ph. Den_US
dc.identifier.validatorKacung- 16 Juli 2024en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record