Pra Rancangan Pabrik Amonium Klorida dari Amonium Sulfat dan Natrium Klorida dengan Kapasitas Produksi 120.000 Ton/Tahun
Abstract
Amonium klorida memiliki banyak manfaat. Salah satunya yaitu sebagai
bahan baku pada proses pembuatan dry cell atau baterai kering pada industri
elektronika terutama pada peralatan elektronik seperti mobil listrik, motor listrik,
gadget, mesin, dan lain-lain. Amonium klorida juga dapat digunakan sebagai bahan
baku industri pupuk serta bahan penunjang dalam industri kimia lain seperti: lilin,
tekstil, cat, pembuatan senyawa amonium, pembersih metal untuk solder dan
merupakan salah satu penyusun pupuk NPK.
Di Indonesia sendiri masih belum ada industri amonium klorida. Hal ini
yang menyebabkan data angka impor amonium klorida tinggi. Maka dari itu
pendirian pabrik ammonium klorida merupakan suatu urgensi. menurut data Badan
Pusat Statistik Indonesia (BPS) 2021 sebanyak 198.373,952 ton amonium klorida
di impor untuk memenuhi kebutuhan pupuk pada tahun 2020 (BPS 2023)
Pabrik amonium klorida menggunakan proses Amonium sulfat-Sodium
Klorida dari bahan baku amonium sulfat sebesar 20591,28307 Kg/jam dan Natrium
Klorida sebesar 18304,54545 Kg/jam dirancang dengan kapasitas 120.000
Ton/tahun beroperasional dalam waktu 330 hari/tahun. pendirian pabrik amonium
klorida dari amonium sulfat dan asam klorida ini berada di Dusun Rejosari,
Kecamatan Deket, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur.
Proses produksi terbagi menjadi tiga tahapan yakni persiapan bahan baku,
tahap reaksi produksi, dan tahap pemisahan/pemurnian produk. Proses amonium
sulfat-sodium klorida beroperasi pada suhu 100oc-200oc dengan tekanan 1 atm.
Berdasarkan evaluasi analisa ekonomi pabrik Amonium Klorida layak didirikan
dengan rincian Annual Cash Flow (ACF) sebesar 43,79%, Pay Out Time (POT)
sebesar 3 tahun, Rate Of Return (ROR) sebesar 34,79%, dan Break Event Point
(BEP) sebesar 41,0%.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4098]