• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge)
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge)
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Keberadaan Tempat Ibadah Tri Dharma (Klenteng) di Banyuwangi Tahun 1967-2020

    Thumbnail
    View/Open
    SKRIPSI IKMA MEILITA.pdf (5.115Mb)
    Date
    2023-06-26
    Author
    FAUZIYYAH, Ikma Meilita
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan bagaimana latar belakang berdirinya Klenteng di Banyuwangi, menjelaskan kegiatan yang dilaksanakan di Klenteng Banyuwangi, dan mengetahui dampak dari kebijakan pemerintah tentang Tionghoa di Banyuwangi tahun 1967-2020. Metode yang digunakan adalah metode sejarah yang tahapannya terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Pendekatan yang digunakan adalah sosiologi agama dan menggunakan teori fakta sosial Emil Durkheim. Hasil penelitian terkait keberadaan klenteng di Banyuwangi berawal dari kebijakan masa Orde Baru yang bersifat diskriminatif dan membuat klenteng pada masa itu menjadi sepi pengunjung karena tidak ada perayaan khusus yang dilakukan saat Imlek. Tetapi saat Reformasi, hal-hal yang dulunya dilakukan secara terbatas sudah dapat dilakukan secara terbuka sejak pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan yang memberi kebebasan kepada orang-orang Tionghoa. Selain kegiatan keagamaan, pengurus klenteng melakukan kegiatan sosial yang juga melibatkan warga sekitar, seperti donor darah, pembagian sembako, pengobatan gratis, hingga pentas hiburan yang membuat pandangan masyarakat terhadap orang-orang Tionghoa semakin baik. Bahkan tahun 2018 festival Imlek masuk dalam kalender Banyuwangi festival, dan pada 2020 Bupati Banyuwangi juga meresmikan Pecinan Street Food. Aktivitas sosial budaya yang ada di Klenteng Banyuwangi dapat dikatakan mengalami kemajuan, banyaknya ras suku bangsa yang ada tidak menjadikan keanerakaragaman tersebut sebagai bentuk masalah baru dan menerapkan asimilasi yang sifatnya diskriminatif. Melainkan memanfaatkan keanekaragaman yang ada menjadi potensi untuk mengenalkan ke masyarakat luas perihal keragaman budaya yang dimiliki Indonesia, serta menumbuhkan rasa toleransi antar umat beragama yang hidup dalam lingkungan yang sama agar selalu hidup damai dan rukun.
    URI
    https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/122380
    Collections
    • UT-Faculty of Culture (Cultural Knowledge) [2320]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository