Pandangan Masyarakat Terhadap Sosok Dukun di Kecamatan Kalibaru Kabupaten Banyuwangi
Abstract
Indonesia merupakan negara dengan berbagai suku, etnis, dan kebudayaan.
Aktivitas perdukunan telah menjadi bagian integral dalam kehidupan masyarakat
dengan didasari oleh kepercayaan lokal. Praktik perdukunan mencakup
pengobatan tradisional, ramalan, serta sugesti terhadap jodoh dan karir.
Perdukunan di Kabupaten Banyuwangi dimulai pada sejarah kelam pembantaian
sekitar 250 orang yang diduga dukun santet pada tahun 1998. Bahkan hingga saat
ini Banyuwangi masih menyandang nama sebagai kota santet. Tujuan dari
penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui pandangan masyarakat terhadap
sosok dukun dan faktor yang melatarbelakangi masyarakat menggunakan jasa
dukun di Kecamatan Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini
menggunakan teori otoritas karismatik yang dikemukakan Max Weber. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan
deskriptif. Pengumpulan data yang dilakukan di lapangan mencakup observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian dipilih dengan menggunakan
teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosok dukun
dianggap memiliki kemampuan ghaib atau supranatural yang tidak dimiliki oleh
manusia pada umumnya.Penggunaan jasa dukun pada masyarakat meliputi
beberapa kepentingan antara lain, pertama adalah kepentingan ekonomi yang
digunakan oleh pedagang, dan perawat. Kemudian yang kedua meliputi
kepentingan kesehatan oleh masyarakat yang percaya sakit akibat kekuatan sihir
ataupun guna-guna. Kepentingan yang ketiga yakni di bidang pendidikan yang
digunakan oleh mahasiswi. Serta yang terakhir adalah kepentingan asmara yakni
keharmonisan keluarga dan cinta. Pemaknaan sosok dukun bagi masyarakat
setempat yakni sebagai penolong, pemberi nasihat serta solusi terhadap
permasalahan kehidupan mereka.