Gambaran Status Gizi Ibu Menyusui Dan Status Gizi Bayi Usia 0-6 Bulan Yang Mendapat ASI Eksklusif (Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sumbergempol Kabupaten Tulungagung)

Abstract

Sebagai upaya untuk mencegah adanya permasalahan status gizi pada bayi, pemerintah menganjurkan pemberian ASI eksklusif kepada bayi baru lahir sampai dengan umur 6 bulan dan dilanjutkan pemberian ASI sampai umur 2 tahun (Kepmenkes No. 450/MENKES/IV/2014). Namun asupan ASI yang tidak adekuat dapat menyebabkan bayi mengalami kekurangan gizi. Hal tersebut dapat terjadi karena kualitas dan kuantitas ASI yang tidak mencukupi kebutuhan bayi yang dipengaruhi oleh status gizi ibu. Cakupan ASI eksklusif di Kabupaten Tulungagung pada tahun 2022 mengalami kenaikan menjadi 72,2%. Namun, cakupan tersebut belum mencapai target ASI eksklusif dari pemerintah yaitu sebesar 80%. Pada wilayah kerja Puskesmas Sumbergempol dengan cakupan ASI Eksklusif 100% pada tahun 2020 mengalami penurunan pada dua tahun berikutnya menjadi 53,4% pada tahun 2021 dan 51,6% pada tahun 2022. Rendahnya pemberian ASI eksklusif di dalam keluarga menjadi salah satu penyebab rendahnya status gizi pada bayi dan balita. Bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif berisiko mengalami gizi kurang sebesar 2,6 kali lebih besar dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif (Septikasari, 2018:32). Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan status gizi ibu menyusui dan status gizi bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif studi di wilayah kerja Puskesmas Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif. Responden pada penelitian ini yaitu pasangan ibu menyusui dan bayinya usia 0-6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif yaitu sebanyak 46 responden. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu teknik simple random sampling dan dilaksanakan pada bulan April-Mei 2023. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu kuesioner, timbangan injak digital, timbangan dacin, dan microtoice. Data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Penelitian ini dinyatakan lolos uji etik oleh Kaji Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) FKM UNEJ dengan nomor sertifikat No.395/KEPK/FKM-UNEJ/V/2023. Hasil penelitian ini yaitu mayoritas ibu menyusui berada pada kelompok umur 20-35 tahun sebesar 78,3%. Mayoritas ibu menyusui tidak bekerja dengan persentase sebesar 76,1%. Tingkat pendidikan ibu menyusui rata-rata hampir sama yaitu pada tingkat pendidikan rendah dan menengah dengan masing-masing sebesar 39,1% dan 37,0%. Tingkat pendapatan ibu mayoritas kurang dari UMK dengan persentase sebesar 73,9% dan mayoritas tingkat pengetahuan gizi ibu baik yaitu sebesar 76,1%. Umur bayi paling banyak yaitu 4 dan 5 bulan dengan persentase sebesar 21,7%. Sebagian besar ibu menyusui memiliki status gizi normal yaitu sebesar 69,9% dan mayoritas bayi memiliki status gizi baik yaitu sebesar 82,6%. Peneliti menyarankan kepada ibu menyusui untuk aktif mencari informasi terkait gizi ibu pada saat menyusui, rutin membawa bayi dalam kegiatan posyandu setiap bulan, dan memberikan ASI eksklusif pada bayi hingga usia 6 bulan dan dilanjutkan hingga usia 2 tahun. Bagi pihak Puskesmas Sumbergempol Kabupaten Tulungagung, diharapkan secara berkelanjutan atau secara terus menerus memberikan penyuluhan kepada ibu menyusui terkait manfaat ASI eksklusif bagi bayi dan ibu dan memberikan edukasi terkait konsumsi makanan bergizi seimbang pada ibu menyusui melalui kegiatan posyandu. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan melakukan penelitian terkait terkait hubungan antara status gizi ibu menyusui dengan produksi ASI, variabel tingkat konsumsi ibu menyusui, hubungan antara status gizi ibu menyusui dengan status gizi bayi baik yang mendapatkan ASI eksklusif maupun yang tidak mendapatkan ASI eksklusif.