Penurunan Pengaruh Rusia Terhadap Negara-negara Bekas Uni Soviet yang Tergabung dalam Commonwealth of Independent States (CIS)
Abstract
Rusia merupakan pewaris terbesar dari sisa kejayaan Uni Soviet. Dengan status tersebut Rusia mendirikan organisasi persemakmuran baru sebagai ganti dari runtuhnya Uni Soviet. Sebagai salah satu pendiri dan merupakan negara terbesar di kawaasan tersebut, Rusia memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap negara anggota lainnya. Namun pengaruh yang dimiliki Rusia semakin terlihat adanya indikasi penurunan. Dalam mengidentifikasi penurunan pengaruh yang dimiliki Rusia, artikel ini menggunakan konsep Sphere of influence yang berkaitan dengan teori realisme. Realisme beranggapan bahwa sistem internasional bersifat anarkis sehingga memunculkan peluang untuk terjadinya pergeseran peran aktor dominan di dalamnya. Metodologi yang digunakan dalam artikel ini merupakan pendekatan kuasi kualitatif. Penggunaan metodologi tersebut dikarenakan artikel ini masih memakai teori dan konsep dari para ahli sebagai pisau analisisnya. Artikel ini menggunakan studi literatur sebagai jawaban dari permasalahan yang ada. Indikasi penurunan pengaruh Rusia terjadi pada tiga sektor yaitu politik, militer, dan budaya. Penurunan tersebut disebabkan oleh dua faktor yang menyebabkan adanya penurunan pengaruh yang dimiliki Rusia terhadap negara anggota organisasi persemakmuran tersebut. Faktor pertama datang dari Rusia sendiri. Tindakan Rusia yang represif menyebabkan negara anggota yang lain menjauh dan hal tersebut mengurangi legitimasi yang dimiliki Rusia. Kemudian faktor terakhir datang dari kemunculan Uni Eropa yang memperluas pengaruhnya ke wilayah Eropa Timur. Uni Eropa menggunakan salah satu kebijakannya sebagai daya tarik bagi negara anggota persemakmuran ini untuk menjalin mitra kerjasama dengan Uni Eropa.