Persepsi Guru Mengenai Pendidikan Seksual Untuk Anak Usia 5-6 Tahun di TK Dharma Indria 1 Jember
Abstract
Persepsi merupakan cara subjektif pada individu dalam melihat dan memahami dunia sekitar. Hal ini berkaitan dengan cara pandang guru dalam pelaksanaan pembelajaran, salah satunya adalah pendidikan seksual. Pendidikan seksual bagi anak usia dini adalah proses pengenalan identitas diri pada anak, cara menjaga anggota tubuh yang bersifat pribadi, pengenalan toilet training, cara menjaga diri, berpakaian, dan cara anak mengungkapkan perasaan. Pendidikan seks dapat dikenalkan pada anak mulai usia 3 tahun, karena pada usia ini anak sudah mulai mengenal fungsi anggota tubuh. Namun, masyarakat Indonesia masih menganggap tabu pendidikan seksual khususnya untuk anak usia dini. Kurangnya pemahaman materi terkait pendidikan seksual pada anak menyebabkan anak menjadi, korban dari kekerasan seksual. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi guru mengenai pendidikan seksual untuk anak usia 5-6 tahun di TK Dharma Indria 1. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara kepala sekolah, guru kelompok B, dan guru pendamping kelompok B, serta dokumentasi yang mendukung terkait pendidikan seksual. Data yang terkumpul selanjutnya dianalis menggunakan triagulasi teknik dan sumber dengan memverifikasi hasil data observasi yang dilaksanakan di TK Dharma Indria 1 dengan mencocokkan dokumen dan hasil wawancara dari guru. Sumber yang digunakan adalah kepala sekolah dan guru kelompok B di TK Dharma Indria 1. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, guru menyadari pendidikan seksual pada anak penting diberikan agar memperhatikan pendekatan yang tepat dan mempertimbangkan kebutuhan serta kesiapan anak. Materi pembelajaran seksual yang diberikan, seperti pengenalan alat kelamin, cara menjaga diri, cara berpakaian, cara bersikap, mengenalkan toilet training, dan kemampuan anak dalam mengungkapkan perasaan. Penerapan pendidikan seksual dilaksanakan dengan topik “Diriku” dan penerapan toilet training pada masa MPLS di awal semester. Akan tetapi, saat ini masih terdapat kendala yang ditemukan dari segi materi, media, program, dan keterlibatan orang tua sehingga sekolah masih belum memiliki program khusus mengenai pendidikan seksual.