Pengaruh Good Corporate Governance, Leverage dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba (Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Transportasi BEI tahun 2018-2023)
Abstract
Perusahaan merupakan organisasi yang terorganisir dengan adanya tujuan
agar mendapatkan keuntungan. Tujuan tersebut direalisasikan dengan adanya tata
kelola serta memanfaatkan sumber daya dan keuangan perusahaan dengan baik.
Tata kelola yang baik akan menghasilkan nilai perusahaan yang semakin bagus.
Nilai perusahaan yang baik tentunya tidak terlepas dari laporan keuangan yang
baik pula. Laporan keuangan seharusnya menunjukkan keadaan yang sebenarnya
dari suatu perusahaan. Realitanya adanya ikut campur dari pihak ketiga ketika
proses pelaporan keuangannya kepada pihak eksternal serta adanya tujuan
tersendiri atau disebut dengan manajemen laba. Laporan keuangan tersebut
menjadi tidak mencerminkan keadaan sebenarnya. Manajemen laba juga dapat
disebut sebagai perbuatan yang buruk oleh para pemangku kepentingan
(stakeholder), dalam hal ini manajemen laba menyajikan informasi tentang
laporan keuangan yang tidak sejalan atau tidak menunjukkan dengan situasi yang
sebenarnya.
Good Corporate Governance (GCG) atau Tata kelola perusahaan yang
baik harus ada dan perlu diterapkan untuk menurunkan atau mengurangi
manajemen laba di dalam perusahaan dan bisa memaksimalkan daripada kualitas
dari laporan keuangan. Penelitian ini menggunakan proksi GCG yaitu komposisi
dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial dan kepemilikan
institusional. Leverage bisa berperan sebagai salah satu faktor penyebab praktik
manajemen laba. Semakin besar hutang perusahaan, semakin besar juga
kemungkinan bahwa perusahaan mengalami kesulitan untuk membayar hutang
sesuai dengan kesepakatan. Kondisi tersebut dapat mendorong perusahaan
melakukan praktik manajemen laba agar dapat menghindari pelanggaran
perjanjian hutang dan menjaga kredibilitas perusahaan di mata kreditur, dengan
cara melaporkan laba yang lebih banyak daripada seharusnya. Faktor lainnya yang
bisa mengakibatkan manajemen laba yaitu ukuran perusahaan. Semakin besar
perusahaan maka semakin kompleks aktivitas operasinya dan semakin besar
kemungkinan adanya manajemen laba. Penelitian juga tertarik membandingkan manajemen laba yang dilakukan objek penelitian pada masa sebelum dan selama
pandemi covid-19.
Teori asimetri informasi menjabarkan terdapat perbedaan informasi yang
dimiliki, manajer mempunyai informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan
pemegang saham dan pihak-pihak terkait lainnya. Kecenderungan terjadinya
asimetri informasi saat manajer mempunyai pengetahuan yang lebih luas
mengenai informasi internal perusahaan dan prospek di masa depan dibandingkan
dengan investor dan pemangku kepentingan lainnya. Manajer mempunyai banyak
informasi dibandingkan dengan pihak-pihak terkait, hal ini mengakibatkan adanya
asimetri informasi yang dimiliki sehingga manajer mempunyai kesempatan besar
untuk melakukan manajemen laba.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan model analisis
statistik deskriptif dan pengujian asumsi klasik dengan pengujian hipotesis
analisis regresi data panel. Penentuan sampel menggunakan purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi dewan komisaris independen dan
ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, kepemilikan
manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap manajemen
laba, leverage berpengaruh negatif terhadap manajemen laba, serta tidak terdapat
perbedaan signifikan di antara manajemen laba sebelum pandemi dan selama
pandemi.