dc.description.abstract | Di dalam lingkungan komunitas pesisir, profesi sebagai nelayan terutama pada pada strata nelayan miskin (buruh/pandega dan nelayan jukung) selalu dihadapkan pada dilematika pemenuhan kebutuhan (hidup dan modal kerja) terutama saat musim paceklik, sementara itu dengan segala keterbatasan dan resiko ketidakpastian menyebabkan nelayan terutama nelayan miskin menjadi kurang sejahtera. Jika ditinjau dari sisi adanya norma-norma dan nilai-nilai serta kekayaan sosial budaya yang ada pada masyarakat, seharusnya merupakan modal untuk mengembangkan dan mendukung semangat kebersamaan dalam melakukan berbagai bentuk hubungan yang mengarah pada tercapainya kesejahteraan. Daerah Penelitian ditentukan secara purposive yaitu di Kecamatan Puger dan Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember. Hasil penelitian menunjukkan : 1) Mekanisme Karakteritik pembiayaan yang dilakukan oleh nelayan dalam operasional penangkapan ikan dilaut melalui 2) juragan darat dan pangamba’, 2) Musim paceklik dan makin berkurangnya sumber daya laut di wilayah sekitar pantai adalah kondisi yang menyebabkan kehidupan sehari-hari nelayan miskin makin terpuruk., 3) Kemampuan diversifikasi usaha pada nelayan miskin rendah, 4) Peran perempuan dan anak dalam keluarga nelayan miskin umumnya strategis terutama pada saat musim paceklik, 5) Kemampuan nelayan pesisir selatan dalam melakukan adaptasi dengan lingkungan sangat dipengaruhi oleh struktur sosial budaya komunitas pesisir yang selalu mengedapankan nilai-nilai kebersamaan, 6) Pola aksesibilitas komunitas nelayan miskin terhadap lembaga sosial lokal berperan sebagai komponen pendukung dalam menciptakan perilaku adaptasi kelompok nelayan miskin dan 8) Keadaan lembaga sosial lokal di daerah penelitian hanya mengakomodir kepentingan anggota individu yang berhubungan dengan aktifitas sosial nelayan.
Kata Kunci : Nelayan pesisir, Optimalisasi, Jaringan Sosial Ekonomi, Pendanaan dan Aksesibilitas Modal | en_US |