Pengaruh Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan Penggunaan, dan Kepercayaan terhadap Minat Penggunaan QRIS pada Generasi Z
Abstract
Perkembangan teknologi saat ini telah membawa perubahan signifikan
dalam metode pembayaran, beralih dari uang tunai ke opsi non-tunai melalui
platform digital. Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia
(ASPI) memperkenalkan standar Quick Response (QR) Code, QRIS, yang
mengacu pada format internasional EMVCo. Diberlakukan secara nasional sejak 1
Januari 2020, QRIS diharapkan memperluas interkoneksi instrumen pembayaran.
Inovasi QRIS mencakup fitur QRIS TTM untuk transaksi tanpa tatap muka, QRIS
TUNTAS untuk transfer dan penarikan tunai, serta QRIS Antarnegara untuk
transaksi lintas negara. Keberadaan QRIS dianggap sebagai inovasi teknologi baru
yang menarik perhatian, mengingat fitur-fitur yang ditawarkannya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (2023), Kabupaten Jember
memiliki jumlah penduduk sekitar 2,5 juta jiwa. Namun, data Bank Indonesia
(2023) menunjukkan bahwa volume transaksi QRIS per bulan di Kabupaten
Jember selama periode Januari-September 2023 hanya mencapai 261.413 kali
transaksi dengan 521.119 pengguna QRIS. Ketidakseimbangan ini menunjukkan
perlunya upaya untuk meningkatkan volume transaksi QRIS. Dalam konteks ini,
pemahaman karakteristik perilaku pengguna QRIS, terutama Generasi Z, menjadi
kunci. Generasi Z, yang lahir antara 1997 dan 2012, merupakan kelompok yang
sangat aktif menggunakan pembayaran non-tunai, dengan populasi sekitar 74,93
juta jiwa atau sekitar 27,94% dari total populasi Indonesia menurut data Badan
Pusat Statistik (2020). Untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi minat
penggunaan QRIS oleh Generasi Z, penelitian ini menggunakan Technology
Acceptance Model (TAM), yang fokus pada persepsi kemudahan penggunaan dan
kegunaan yang dirasakan terkait teknologi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh
persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan, dan kepercayaan terhadap
minat penggunaan QRIS pada Generasi Z secara parsial maupun simultan.
Populasi dalam penelitian ini, yaitu tidak diketahui berapa jumlah pastinya.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan, yaitu non-probability sampling
dengan teknik purposive sampling. Jumlah responden yang diambil sebanyak 128
orang. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan
kuesioner dan studi kepustakaan. Metode analisis data yang digunakan adalah
analisis regresi linear berganda.
Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa persepsi kegunaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap minat penggunaan QRIS
pada Generasi Z. Persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap terhadap minat penggunaan QRIS pada Generasi Z.
Kepercayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap minat
penggunaan QRIS pada Generasi Z. Persepsi kegunaan, persepsi kemudahan, dan
kepercayaan berpengaruh simultan terhadap terhadap minat penggunaan QRIS
pada Generasi Z.