Adaptasi Petani Kakao dalam Menghadapi Perubahan Iklim (Studi Kasus di Desa Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Trenggalek)
Abstract
Perubahan iklim memberikan dampak negatif bagi keberlangsungan
komoditas pertanian, salah satunya adalah tanaman kakao. Perubahan iklim di Desa
Suruh ditandai oleh fenomena iklim lokal yaitu curah hujan tinggi (La Nina) dan
kekeringan berkepanjangan (El Nino) yang menyebabkan produksi kakao menurun
sebesar 66,6% pada tahun 2022. Fenomena La Nina menyebabkan curah hujan
tinggi sehingga meningkatkan serangan hama PBK dan kepik penghisap buah
karena kondisi lingkungan yang lembab/basah, sedangkan fenomena El Nino
menyebabkan kekeringan pada lahan kakao sehingga daun kakao, ranting kakao,
dan buah kakao mengalami rontok. Dalam kondisi seperti ini, adaptasi petani kakao
terhadap perubahan iklim sangat diperlukan untuk mengurangi dampak negatif
perubahan iklim yang dialami oleh petani kakao di Desa Suruh. Penelitian ini
bertujuan untuk: 1) Mengetahui bentuk dan tingkat adaptasi petani kakao di Desa
Suruh dalam menghadapi perubahan iklim; 2) Menganalisis faktor-faktor yang
memengaruhi tingkat adaptasi petani kakao di Desa Suruh dalam menghadapi
perubahan iklim.
Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan cara purposive method, yaitu
di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Trenggalek yang dilirik sebagai hutan
kakao di Kabupaten Trenggalek. Waktu penelitian untuk pengambilan data primer
dilaksanakan mulai bulan November hingga Desember 2023. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer
yang dikumpulkan meliputi data bentuk adaptasi perubahan iklim yang dilakukan
oleh petani kakao, umur petani, pendidikan, jumlah anggota keluarga, luas lahan
kakao, kegagalan panen usahatani kakao, pekerjaan lain, dan keaktifan dalam
kelompok tani. Data primer tersebut diperoleh dengan melakukan observasi, wawancara, dan penyebaran kuesioner. Data sekunder dalam penelitian ini
diperoleh dengan melakukan studi literatur dengan data yang diambil berupa data
produksi dan luas lahan kakao Indonesia, serta data curah hujan di Kecamatan
Suruh. Metode pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan teknik random
sampling dengan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 40 responden. Analisis
data menggunakan analisis deskriptif dengan perhitungan persentase dan analisis
regresi linear berganda.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Bentuk adaptasi perubahan
iklim yang dilakukan petani kakao di Desa Suruh adalah pembuatan istana cacing,
pembuatan rorak, pembuatan sarang semut, penyemprotan pestisida nabati,
peningkatan penggunaan pupuk organik, pengelolaan pemangkasan, dan
penyarungan buah kakao. Berdasarkan perhitungan persentase diperoleh rata-rata
persentase tingkat adaptasi petani kakao di Desa Suruh sebesar 69%. Total petani
kakao yang termasuk kategori tingkat adaptasi tinggi yaitu 26 petani dan petani
kakao yang termasuk kategori tingkat adaptasi rendah adalah 14 petani. Hasil ini
menunjukkan bahwa tingkat adaptasi petani kakao di Desa Suruh dalam
menghadapi perubahan iklim termasuk kategori tingkat adaptasi tinggi.; 2) Tingkat
adaptasi petani kakao di Desa Suruh dalam menghadapi perubahan iklim secara
simultan dipengaruhi oleh umur petani, pendidikan, jumlah anggota keluarga, luas
lahan, kegagalan panen, pekerjaan lain, dan keaktifan petani dalam kelompok tani.
Faktor yang berpengaruh signifikan secara parsial terhadap tingkat adaptasi petani
kakao di Desa Suruh dalam menghadapi perubahan iklim adalah pendidikan,
jumlah anggota keluarga, luas lahan, kegagalan panen, dan keaktifan petani dalam
kelompok tani, sedangkan umur petani dan pekerjaan lain tidak berpengaruh
signifikan.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]