Living Income Rumah Tangga Petani Kakao Desa Jambewangi Kabupaten Banyuwangi

Abstract

Komoditas kakao merupakan sub sektor perkebunan yang memberikan peranan penting dalam meningkatkan perekonomian negara. Banyuwangi merupakan penghasil kakao paling banyak di Jawa Timur dengan hasil produksi pada tahun 2021 mencapai 7.800 kg dan 2022 mencapai 8.017 kg dengan peningkatan sebesar 217 kg dalam setahun karena banyuwangi merupakan daerah yang memiliki potensi yang besar dalam pengembangan tanaman kakao yang dibagi beberapa kecamatan salah satunya Kecamatan Sempu. Desa Jambawangi yakni desa yang berada di Kecamatan Sempu merupakan salah satu desa yang fokus terhadap perkebunan kakao akan tetapi tanaman kakao bukan menjadi tanaman utama yang ditanam dikarenakan tidak memberikan keuntungan yang maksimal. Kegiatan usahatani kakao digunakan sebagai salah satu sumber pendapatan rumah tangga petani. Tahun ke tahun hasil produksi kako di Desa Jambewangi mengalami penurunan yang disebabkan kondisi lahan yang berada di tengah hujan dan didukung oleh cuaca alam yang tidak menentu membuat tanaman kakao tidak terawatt dengan baik. Adanya hal tersebut membuat rumah tangga petani kakao mencari income untuk memenuhi kebutuhan pokok rumah tangga dengan melakukan usahatani non- kakao agar mendapatkan pendapatan tambahan. Petani kakao pada Desa Jambewangi akan cenderung miskin apa bola terjadi pengurangan hasil dan tidak mencari pendapatan lain. Penelitian bertujuan untuk mengetahui : (1) living income rumah tangga petani kakao: (2) Kontribusi pendapatan petani kakao terhadap pendapatan rumah tangga petani kakao: (3) Tingkat kemiskinan rumah tangga petani kakao di Desa Jambewangi Kabupaten Banyuwangi. Penentuan lokasi penelitian yang digunakan yaitu purposive method yaitu di Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Kabupaten Jember. Metode pengumpulan data menggunakan data primer yaitu pendapatan rumah tangga petani kakao yaitu pada usahatani kakao, usahatani non-kakao dan DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER viii non-usahatani, data pengeluaran rumah tangga sedangkan data sekunder berupa literatur dan data produksi. Metode pengumpulan sempel dalam penelitian menggunakan simple random sampling method dalam Dusun Krajan dan Dusun Sidomulyo dengan 40 responden. Analisis data menggunakan analisis pendapan usahatani, kontribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Living Income atau pendapatan hidup rumah tangga petani kakao di Desa Jambewangi berasal dari 3 sumber yaitu pendapatan usahatani kakao, pendapatan usahatani non-kakao dan pendapatan non usahatani. Pendapatan yang dihasilkan dari usahatani kakao memiliki rata-rata sebesar Rp.4.651.654/tahun, pendapatan usahatani non kakao rata-rata sebesar Rp.14.614.251/tahun sedangkan pendapatan non-usahatani rata rata sebesar Rp.8.931.875/tahun (2) Kontribusi pendapatan kakao terhadap pendapatan rumah tangga petani kakao memiliki skala rendah yaitu sebesar 17.16% yaitu Rp.4.651.654 dari Rp. 28.931.866 (3) Tingkat kemiskinan yang berada di Desa Jambewangi sesuai standar World Bank dinyatakaan kedalam kategori miskin dengan persentase rumah tangga sebesar 77% yaitu sebanyak 31 rumah tangga yang dibawah standar US$ 1,9 perkapita perhari (Rp 29.647)