Show simple item record

dc.contributor.authorFARUQ, Umar
dc.date.accessioned2024-06-10T03:38:36Z
dc.date.available2024-06-10T03:38:36Z
dc.date.issued2024-04-02
dc.identifier.nim202310101025en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/121257
dc.description.abstractSalah satu penatalaksanaan terhadap kanker payudara yaitu kemoterapi yang bertujuan mematikan sel kanker atau menghambat pertumbuhan sel kanker sehingga tidak membelah dengan cepat. Namun pasien yang mendapatkan kemoterapi seringkali mengalami efek samping yaitu berupa gejala mayor diagnosis keperawatan nausea yang terdiri atas mengeluh mual, merasa ingin muntah, dan tidak berminat makan. Dampak dari mual akibat kemoterapi ini dapat menyebabkan penurunan nafsu makan dan rasa ketidaknyamanan selama proses kemoterapi. Tujuan dari penelitian ini adalah menggambarkan seberapa besar frekuensi dan persentase gejala mayor diagnosis keperawatan nausea pada pasien kanker payudara pasca kemoterapi. Desain penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan prospektif. Populasi yang digunakan yaitu pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada Jember mulai bulan Oktober 2022 hingga September 2023 yaitu sejumlah 812 pasien dengan teknik pengambilan sampel consecutive sampling, perhitungan sampel menggunakan rumus Slovin dan antisipasi drop out sehingga diperoleh sampel sejumlah 100 responden. Pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan Februari 2024 dengan menggunakan lembar pengamatan yang diadopsi dari gejala dan tanda mayor diagnosis keperawatan nausea yang diciptakan oleh Tim Kelompok Kerja SDKI DPP PPNI pada tahun 2017. Metode analisis data menggunakan analisis univariat berbentuk kategorik meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, diagnosis medis, siklus kemoterapi, gejala mayor diagnosis keperawatan nausea, dan waktu mulai muncul gejala yang disajikan menggunakan tabel dan narasi yang berisi frekuensi dan persentase. Penelitian ini telah melalui uji kelaikan etik di Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Jember dengan nomor 018/UN25.1.14/KEPK/2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden berjenis kelamin perempuan sejumlah 100 orang (100%), sebagian besar pada rentang usia 46-55 tahun (lansia awal) sejumlah 52 orang (52%), tingkat pendidikan SD/Sederajat sejumlah 58 orang (58%), diagnosis medis Ca Mammae sejumlah 81 orang (81%) dan menjalani siklus kemoterapi ke-2 sejumlah 24 orang (24%). Responden mengalami gejala mayor diagnosis keperawatan nausea pasca kemoterapi yaitu mengeluh mual sejumlah 58 orang (58%), merasa ingin muntah sejumlah 33 orang (33%) dan tidak berminat makan sejumlah 60 orang (60%), sebagian besar terjadi pada siklus kemoterapi ke-1 yaitu tidak berminat makan 16 orang (80%), mengeluh mual 15 orang (75%), dan merasa ingin muntah 10 orang (50%) serta paling banyak mulai muncul pada hari ke-1 (dalam 24 jam pasca kemoterapi atau fase acute) yaitu mengeluh mual 27 orang (27%), tidak berminat makan 24 orang (24%), dan merasa ingin muntah 22 orang (22%)en_US
dc.description.sponsorshipDPU Ns. Mulia Hakam, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.MB DPA Ns. Ana Nistiandani, S.Kep., M.Kepen_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Keperawatanen_US
dc.subjectKanker Payudaraen_US
dc.subjectKemoterapien_US
dc.subjectNauseaen_US
dc.titleGambaran Gejala Mayor Diagnosis Keperawatan Nausea pada Pasien Kanker Payudara Pasca Kemoterapi di Rumah Sakit Tingkat III Baladhika Husada Jemberen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiProgram Studi Ilmu Keperawatanen_US
dc.identifier.pembimbing1Ns. Mulia Hakam, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.MBen_US
dc.identifier.pembimbing2Ns. Ana Nistiandani, S.Kep., M.Kepen_US
dc.identifier.validatorKacung- 6 Mei 2024en_US
dc.identifier.finalization0a67b73d_2024_06_tanggal 10en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record