Show simple item record

dc.contributor.authorMaratus Sholeha
dc.date.accessioned2013-12-24T03:33:34Z
dc.date.available2013-12-24T03:33:34Z
dc.date.issued2013-12-24
dc.identifier.nimNIM071510301058
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/12111
dc.description.abstractOxisol adalah tanah yang telah mengalami pencucian yang intensif dan kandungan hara rendah, tinggi kandungan Oksida Al dan Fe. Persoalan utama pada tanah ini adalah kekahatan unsur hara P. Upaya mengatasi rendahnya Ptersedia dengan pemupukan P anorganik ternyata tidak efisien dan bahkan terlalu mahal sehingga perlu cara lain seperti memanfaatkan batuan fosfat yang banyak terdapat pada beberapa deposit. Penggunaan batuan fosfat dari alam diharapkan dapat menurunkan kebergantungan pada pupuk fosfat kimia. Perlakuan dosis yang berbeda dapat memberikan pengaruh, sehingga nantinya akan meningkatkan hasil tanaman jagung. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2010. Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumah kaca (Green House) Agrotecnopark dan laboratorium Kesuburan Tanah Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jember. Perlakuan yang digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial 4 x 4 (dua faktor) 3 kali ulangan yang terdiri atas: faktor (A) 4 Asal deposit yang terdiri dari: Ciamis (C), Cileungsi (L), Tuban (T), Pamekasan (P) dan faktor (B) dosis batuan fosfat yang terdiri dari: 0 kg/ ha (0), 100 kg/ ha (100), 200 kg/ ha (200), 300 kg/ ha (300). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis dari deposit yang berbeda memberikan respon yang berbeda pada tanaman jagung. Penurunan pH (30 hst) menunjukkan berbeda nyata pada dosis 300 kg/ ha (deposit Ciamis, deposit Tuban dan deposit Pamekasan. Perubahan pH memberikan pengaruh terhadap ketersedian P dalam tanah. Dosis 300 kg/ ha menunjukkan berbeda sangat nyata pada deposit Tuban dan dosis 300 kg/ ha dan deposit Pamekasan menunjukkan hasil paling kecil menyediakan P pada (30hst). Dosis 0 kg/ ha, 100 kg/ ha, 200 kg/ ha dan dosis 300 kg/ ha sangat nampak kenaikan jumlah P yang diserap oleh tanaman. Dosis 300 kg/ ha menunjukkan hasil berbeda nyata. Hal ini menunjukkan pemberian dosis dengan perlakuan 300 kg/ ha berpengaruh terhadap penyediaan P untuk tanaman. Perlakuan dosis 300 kg/ ha juga menunjukkan hasil yang lebih optimal pada tinggi tanaman, berat basah dan berat kering tanaman jagung. Hal ini menunjukkan bahwa dosis 300 kg/ ha paling optimal. Serapan hara P yang tinggi membantu bahan pembentuk inti sel, selain itu mempunyai peran penting bagi perkembangan jaringan meristem. Ketersediaan P yang tinggi dalam larutan tanah akibat dari pemupukan P memungkinkan penyerapan hara yang tinggi oleh tanaman sehingga biomassa kering semakin besar.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries071510301058;
dc.subjectRespon Tanaman Jagungen_US
dc.titleRESPON TANAMAN JAGUNG TERHADAP PERLAKUAN DOSIS BATUAN FOSFAT DEPOSIT CIAMIS, CILEUNGSI, TUBAN DAN PAMEKASAN PADA OXISOLen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record