Peran Keluarga dalam Perilaku Temper tantrum Anak Usia 3 Tahun di KB Al Baitul Amien Kecamatan Patrang Kabupaten Jember Tahun Ajaran 2022/2023
Abstract
Kesibukan pekerjaan orang tua dari anak di KB Al Baitul Amien dapat
menyebabkan kurangnya waktu berinteraksi anak dengan keluarga saat di rumah.
Hal tersebut dapat menyebabkan anak saat di sekolah menjadi temper tantrum
karena ketika anak temper tantrum, ia akan mencari keberadaan orang tuanya.
Anak mengalami temper tantrum tidak hanya di sekolah saja. Hasil observasi
pada anak berinisial “D” dan “M” di rumah masing-masing terdapat beberapa
kejadian saat anak mengalami perilaku temper tantrum. Contoh perilaku “D”
adalah marah-marah, berteriak, melempar barang, dan memukul saat
keinginannya tidak terpenuhi. Begitu pula dengan anak berinisial “M” yang
melempar barang, marah-marah, berteriak, dan memukul ketika keinginannya
tidak terpenuhi atau saat ingin dekat dengan orang tuanya tetapi orang tuanya
sibuk kerja.
Berdasarkan uraian tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“bagaimanakah peran keluarga dalam perilaku temper tantrum anak yang
berinisial “D” dan “M” di KB Al Baitul Amien Kecamatan Patrang Kabupaten
Jember tahun ajaran 2022/2023?” Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran keluarga dalam
perilaku temper tantrum anak yang berinisial “D” dan “M” di KB Al Baitul
Amien Kecamatan Patrang Kabupaten Jember tahun ajaran 2022/2023.
Penelitian ini dilaksanakan di rumah anak berinisial “D” dan “M” selama
2 minggu. Subjek penelitian ini adalah dua anak yang berinisial “D” dan “M”.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif studi kasus dengan
pendekatan kualitatif. Sumber data yang diperoleh dari informan yaitu 2 anak
yang berinisial “D” dan “M”, keluarga yang tinggal bersama dalam satu atap. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi (catatan
lapangan), wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan
melalui empat tahapan yaitu proses pengumpulan data, reduksi, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan.
D akan berperilaku temper tantrum ketika keinginannya tidak terpenuhi.
Peran keluarga anak berinisial D dalam mengatasi anak temper tantrum adalah
dengan cara diberi pelukan agar anak merasa tenang, selain itu orang tua
memberikan reward barang yang diinginkan anak agar anak berhenti menangis.
Dalam hal ini orang tua D memberikan penguatan pada temper tantrum anak
yaitu, orang tua memberikan hal yang diinginkan anak saat ia temper tantrum.
M akan berperilaku temper tantrum ketika keinginannya tidak terpenuhi
atau saat ingin dekat dengan papa/ibunya tetapi papa/ibunya sibuk kerja. Peran
keluarga anak berinisial M dalam mengatasi anak temper tantrum adalah dengan
membiarkan terlebih dahulu anak meluapkan emosinya, setelah anak mulai
merasa tenang orang tua memberikan pelukan dan menanyakan hal apa yang
membuat anak sedih. Selain itu orang tua M juga mengabulkan keinginan yang M
inginkan agar ketika M temper tantrum, hal tersebut dapat berhenti. Kebiasaan ini
utamanya terjadi ketika anak diajak ke toko.
Keluarga seharusnya tidak memberikan penguatan pada anak temper
tantrum yaitu tidak memberikan hal yang diinginkan anak, karena hal itu akan
membuat anak menjadi manja dan akan terbiasa melakukan temper tantrum jika
keinginannya tidak terpenuhi. Keluarga harus konsisten tidak menuruti apa yang
diinginkan anak, agar anak tidak terbiasa temper tantrum ketika keinginannya
tidak terpenuhi.