Dukungan Masyarakat Tiongkok Terhadap Pemberlakuan Kebijakan Social Credit
Abstract
Social credit merupakan suatu sistem yang dibangun oleh Pemerintah
Tiongkok untuk mengontrol perilaku warganya dalam kehidupan sehari-hari,
dengan penggunaan sistem rating sebagai tolak ukur penilaian dalam bersikap,
terutama terkait dengan tanggung jawab finansial seseorang. Tujuan
diterapkannya kebijakan ini oleh Pemerintah Tiongkok adalah dengan tujuan
untuk meningkatkan tingkat kepercayaan dalam masyarakat Tiongkok sebagai
akibat dari banyaknya penipuan dalam masyarakat Tiongkok (Kostka, 2018).
Dalam upaya mengontrol perilaku warganya, sistem rating digunakan untuk
menilai perilaku masyarakat tersebut dapat dikategorikan sebagai perilaku yang
mencerminkan seseorang dapat dipercaya, atau tidak dapat dipercaya sesuai
dengan tinggi rendahnya skor yang dimiliki. Dalam sistem ini semakin tinggi skor
yang dimiliki seseorang maka orang tersebut akan mendapatkan label sebagai
orang yang dapat dipercaya dalam masyarakat, begitupun sebaliknya. Adanya
sebuah istilah dapat dipercaya dan tidak dapat dipercaya ini digunakan Pemerintah
Tiongkok untuk membentuk sebuah label dalam masyarakat sehingga
berimplikasi kepada terbentuknya norma sosial dalam masyarakat.
Berdasarkan latar belakang yang ada, penulis merumuskan permasalahan yang
membahas mengenai “Apa faktor pendorong dukungan masyarakat Tiongkok
terhadap pemberlakuan kebijakan social credit yang dalam penerapannya
berpotensi mengancam human insecurity?”. Sedangkan Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk dapat menjelaskan tentang mengapa kebijakan social credit di
Tiongkok yang berpotensi menimbulkan human insecurity justru mendapatkan
dukungan dari masyarakat Tiongkok. Hal ini dikarenakan lazimnya suatu
kebijakan yang berpotensi akan menimbulkan human insecurity akan mengalami
penolakan oleh masyarakatnya.
Penelitian ini menggunakan teori disciplinary power. Dalam teori ini
berpandangan masyarakat akan memberikan kepatuhan kepada kebijakan pengusa
secara sukarela, apabila mendapatkan edukasi yang komprehensif dalam
memahami suatu kebijakan oleh penguasa, mendapatkan insentif sebagai
penghargaan atas kepatuhan masyarakat, dan adanya penerapan hukuman ringan
yang bertujuan untuk mendisiplinkan (Foucault, 1975:170-236). Metode
penelitian yang digunakan adalah kuasi kualitatif karena masih ada penggunaan
teori dan konsep dari para ahli sebagai alat analisis. Terkait pengumpulan data,
penulis menggunakan studi literatur yang sumber datanya merupakan sumber data
sekunder. Analisis data yang digunakan pada penlitia ini merupakan analisis
deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat tiga hal yang menjadi
penyebab masyarakat mendukung kebijakan social credit. Faktor pertama adalah
keberhasilan sosialisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Tiongkok kepada
masyarakat tentang pemberlakuan social credit. Faktor kedua yang mempengaruhi
adalah karena adanya upaya pemberian insentif kepada masyarakat Tiongkok
yang memiliki poin social credit yang tinggi. Terakhir adalah adanya hukuman
ringan yang bersifat mendisiplinkan yang diberlakukan terhadap orang yang
mempunyai poin social credit yang rendah.