Show simple item record

dc.contributor.authorHAQ, Vierthycia Izzatul
dc.date.accessioned2024-05-11T23:03:34Z
dc.date.available2024-05-11T23:03:34Z
dc.date.issued2023-05-16
dc.identifier.nim192110101097en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/120486
dc.descriptionvalidasi_repo_firli_november_2023_10 Finalisasi unggah file repositori tanggal 7 Mei 2024_Kurnadien_US
dc.description.abstractMenurut World Health Organization Quality Of Life (WHOQOL), kualitas hidup dapat diartikan sebagai pandangan hidup seseorang yang berkaitan dengan budaya, nilai-nilai, dan faktor lain seperti tujuan, standar, harapan, dan perhatian. Kualitas hidup remaja di Indonesia dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, salah satunya keluarga. Kondisi keluarga dalam hal ini lebih difokuskan pada keberfungsian keluarga. Keluarga dengan orang tua bercerai pasti akan mengalami perbedaan dan perubahan dengan keluarga dengan orang tua utuh atau lengkap. Perceraian yang terjadi akan sulit untuk dimaafkan dan berdampak pada anak-anak mereka, terutama ketika anak itu masih remaja sehingga berpengaruh pada baik buruknya kualitas hidup remaja. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kualitas hidup remaja dengan orang tua bercerai di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Literature Review. Pencarian arikel jurnal dalam penelitian ini menggunakan kata kunci yang merupakan kombinasi dari komponen PICO(S) dan rumusan masalah dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang berusia 10- 24 tahun, belum menikah, memiliki orang tua bercerai, dan tinggal di Indonesia. Selain itu, artikel yang digunakan dalam penelitian ini juga harus memenuhi syarat, seperti berbahasa indonesia atau inggris, artikel dipublikasikan dalam rentang waktu 5 tahun terakhir sejak tahun 2018 hingga tahun 2022, dan membahas kualitas hidup remaja dengan orang tua bercerai. Database yang digunakan dalam pencarian literature review ini adalah Garuda, Google Schoolar, Sciencedirect, dan Pubmed. Pencarian dari database tersebut mendapatkan sebanyak 187 artikel yang kemudian diseleksi melalui seleksi judul, abstrak serta seleksi hasil dan pembahasan yang didapatkan artikel akhir dengan jumlah 31 artikel. Artikel tersebut juga diekstraksi sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas hidup remaja dengan orang tua bercerai tergantung pada masing-masing remaja tersebut. Kualitas hidup remaja dapat dilihat dari empat kondisi WHOQOL-BREF, yaitu kondisi fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan. Kondisi fisik yang buruk dapat menurunkan daya tahan dan energi remaja dengan orang tua bercerai akibat kelelahan yang disebabkan karena stress, depresi, tertekan dan membuat ketidakteraturan waktu istirahat. Remaja dengan kondisi psikologis yang baik akan membuat remaja optimis dengan masa depannya, mandiri, lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, tetapi ada pula remaja menjadi inferior, pesimis, marah, cemas, kecewa, hingga berpikiran untuk bunuh diri. Kondisi hubungan sosial juga berpengaruh misalnya remaja memiliki respek dan peduli pada dirinya sendiri dan orang lain (empati), mendapatkan dorongan positif dari orang-orang disekitarnya, adapula remaja yang tidak mendapatkan perhatian, dukungan, dan kasih sayang dari orang tuanya akibat perceraian. Selain itu, baik buruknya kondisi lingkungan juga dapat berpengaruh pada kualitas hidup remaja, yaitu dengan adanya perceraian orang tua membuat remaja lebih aktif mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah, fokus pada sekolah, mengalihkan perhatiannya dengan melakukan hal yang menyenangkan, seperti bermain dengan teman, tetapi ada pula yang malas melanjutkan pendidikan, sering membolos, hingga berdampak pada prestasi akademiknya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disarankan bagi remaja dengan orang tua bercerai untuk bersifat terbuka dan dapat bergabung pada berbagai komunitas positif sehingga meningkatkan percaya diri. Disarankan untuk orang tua agar tetap melakukan komunikasi intens dan memberikan perhatian sebagai bekal remaja dalam menghadapi permasalahan akibat perceraian. DP3AKB disarankan untuk membuat pelatihan terkait pengaturan stres dan kemampuan menyelesaikan masalah. Untuk Dinas Pendidikan adalah optimalisasi peran layanan bimbingan konseling di sekolah. Dan untuk masyarakat disarankan agar tidak melakukan pelabelan negatif pada remaja dengan orang tua bercerai.en_US
dc.description.sponsorship1. Dimas Bagus Cahyaningrat, S.Si., M.Si.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kesehatan Masyarakaten_US
dc.subjectKualitas Hidup Remajaen_US
dc.subjectKesehatan Remajaen_US
dc.subjectPerkembangan Remajaen_US
dc.titleKualitas Hidup Remaja dengan Orang Tua Bercerai di Indonesiaen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiKesehatan Masyarakaten_US
dc.identifier.pembimbing1Dimas Bagus Cahyaningrat, S.Si., M.Si.en_US
dc.identifier.validatorvalidasi_repo_firli_november_2023_10en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record