Analisis Penggunaan Pestisida dan Kandungan Residu Organofosfat Pada Bawang Merah (Allium Cepa) (Studi di Kelompok Tani Beringin Desa Banaran Kulon Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk)
Abstract
Pestisida merupakan bagian terpenting di bidang pertanian serta berperan penting membantu mengatasi Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Penggunaan pestisida berisiko mencemari lingkungan dan meninggalkan residu pada tanaman. Organofosfat merupakan jenis pestisida yang banyak digunakan dalam sektor pertanian karena larangan penggunaan insektisida golongan organoklorin sejak 2007. Bawang merah bagian dari komoditas sayuran hortikultura yang dikonsumsi sebagian besar masyarakat serta memiliki peranan penting terhadap ketahanan pangan Indonesia. Pada tahun 2019 Kabupaten Nganjuk mendapatkan kategori luas panen terbesar serta menguasai 39,83% seluruh produksi bawang merah se-Jawa Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penggunaan pestisida dan kandungan residu organofosfat pada bawang merah (Allium cepa) di Desa Banaran Kulon Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan desain observasional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa seluruh petani berjenis kelamin laki-laki, paling banyak berumur 46-55 tahun. Mayoritas petani berpendidikan SD/Sederajat dengan masa kerja >5 tahun dan tingkat pengetahuan yang cukup terkait pestisida. Seluruh petani telah melakukan aplikasi pestisida sesuai OPT yang menyerang, namun masih melakukan perkiraan takaran dosis/konsentrasi secara mandiri. Sebagian besar petani telah melakukan aplikasi pestisida sesuai dengan komoditi dan OPT yang disarankan. Aplikasi pestisida dilakukan secara rutin/terjadwal pada pagi/sore dengan rentang 2-4 hari sekali. Seluruh pestisida secara tepat diaplikasikan sesuai dengan bentuk formulasi dan seluruh petani telah mempertimbangkan arah angin. Hasil uji laboratorium diketahui bahwa kandungan residu organofosfat pada bawang merah berada di bawah Batas Maksimal Residu (BMR) yang tercantum pada SNI 7313 2008 tentang Batas Maksimum Residu Pertanian Pada Hasil Pertanian.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]